Pekalongan (ANTARA) - Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kota Pekalongan, Jawa Tengah mengadakan kegiatan untuk memulihkan mental anak-anak korban banjir dan rob di daerah itu dari trauma, agar mereka menemukan keceriaan kembali.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Selasa, mengatakan secara psikis anak-anak lebih banyak merasakan dampak ketika terjadi bencana sehingga perlu kegiatan seperti penyembuhan trauma itu.
"Kami mengapresiasi dengan adanya kegiatan trauma healing (penyembuhan trauma) untuk anak-anak yang terdampak banjir dan rob karena akan memberikan keceriaan dan menghibur pada mereka," katanya.
Kegiatan tersebut berlangsung di di Masjid Baitul Muttaqin Clumprit, Kota Pekalongan, Selasa.
Inggit yang juga menjabat Bunda PAUD Kota Pekalongan itu, berpesan pada anak-anak agar tetap bersyukur, bahagia, dan bersemangat untuk belajar meski saat ini dalam kondisi banjir dan rob.
"Saya merasa lega melihat keceriaan dan tidak terlalu larut dalam kesedihan pada anak-anak saat adanya kegiatan itu," katanya.
Koordinator Trauma Healing Guru Taman Kanak-Kanak Kota Pekalongan Kunduri mengatakan munculnya ide untuk melakukan kegiatan itu, setelah pihaknya melihat kondisi anak-anak yang menjadi korban banjir dan rob.
"Ide ini muncul setelah dirinya melihat kondisi warga termasuk anak-anak yang berada di pengungsian yang perlu dihibur. Kebetulan saya juga punya lahan yang terdampak banjir sehingga mengetahui kondisi anak-anak korban banjir," katanya.
Ia mengatakan kegiatan itu rutin diadakan di tempat yang sedang mengalami suatu kejadian atau bencana.
"Dengan menceritakan dongeng kemudian memberi edukasi dengan nyanyian-nyanyian tentu menjadi hiburan yang sangat menarik bagi anak-anak sehingga mereka dapat melupakan kesedihannya yang sedang mereka alami," katanya.
Pada kegiatan tersebut, pihak penyelenggara juga memberikan bantuan pada warga korban banjir, seperti obat-obatan dan bingkisan makanan kecil, untuk anak-anak korban banjir.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Selasa, mengatakan secara psikis anak-anak lebih banyak merasakan dampak ketika terjadi bencana sehingga perlu kegiatan seperti penyembuhan trauma itu.
"Kami mengapresiasi dengan adanya kegiatan trauma healing (penyembuhan trauma) untuk anak-anak yang terdampak banjir dan rob karena akan memberikan keceriaan dan menghibur pada mereka," katanya.
Kegiatan tersebut berlangsung di di Masjid Baitul Muttaqin Clumprit, Kota Pekalongan, Selasa.
Inggit yang juga menjabat Bunda PAUD Kota Pekalongan itu, berpesan pada anak-anak agar tetap bersyukur, bahagia, dan bersemangat untuk belajar meski saat ini dalam kondisi banjir dan rob.
"Saya merasa lega melihat keceriaan dan tidak terlalu larut dalam kesedihan pada anak-anak saat adanya kegiatan itu," katanya.
Koordinator Trauma Healing Guru Taman Kanak-Kanak Kota Pekalongan Kunduri mengatakan munculnya ide untuk melakukan kegiatan itu, setelah pihaknya melihat kondisi anak-anak yang menjadi korban banjir dan rob.
"Ide ini muncul setelah dirinya melihat kondisi warga termasuk anak-anak yang berada di pengungsian yang perlu dihibur. Kebetulan saya juga punya lahan yang terdampak banjir sehingga mengetahui kondisi anak-anak korban banjir," katanya.
Ia mengatakan kegiatan itu rutin diadakan di tempat yang sedang mengalami suatu kejadian atau bencana.
"Dengan menceritakan dongeng kemudian memberi edukasi dengan nyanyian-nyanyian tentu menjadi hiburan yang sangat menarik bagi anak-anak sehingga mereka dapat melupakan kesedihannya yang sedang mereka alami," katanya.
Pada kegiatan tersebut, pihak penyelenggara juga memberikan bantuan pada warga korban banjir, seperti obat-obatan dan bingkisan makanan kecil, untuk anak-anak korban banjir.