Pemalang (ANTARA) -
"Pola tersebut dikembangkan di tiga desa Kabupaten Pemalang, Sragen, dan Demak melalui pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilaksanakan dengan memaksimalkan potensi lokal," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai membuka acara pencanangan Desa Sejahtera bagi Perempuan dan Anak (Destara) di Pendapa Kabupaten Pemalang, Rabu.
Wagub mencontohkan pola pengembangan ekonomi perempuan di Desa Bantarbolang, Pemalang dilakukan dengan memberdayakan warga membuat sirup rambutan karena hampir di setiap halaman rumah terdapat tanaman buah tersebut.
Menurut dia, pengentasan warga miskin mutlak dilakukan secara bergotong royong, tidak hanya pemerintah, namun elemen terkait juga punya tanggung jawab serupa.
"Ada tiga kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 10 orang, nanti diberdayakan membuat sirup. Pasti nanti ada dampak positif salah satunya untuk menanggulangi kemiskinan," ujarnya.
Mengenai tugas pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, Wagub optimistis meskipun menyadari dengan tenggat waktu yang ditetapkan penuntasan warga miskin akan dilakukan secara bertahap.
Hal ini, kata Wagub, mengingat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih sehingga warga diingatkan tidak abai dengan ancaman penularan gelombang ketiga COVID-19.
"Untuk Pemkab Pemalang kami minta ditingkatkan pendampingannya terhadap potensi lokal seperti kepiting dan nanas, bukan hanya didampingi tapi carikan pasar. Dengan waktu yang 'mepet', kami belum bisa mengentaskan semua, tapi kami berusaha menguatkan dengan program satu OPD satu desa dampingan," ujarnya.
Ketua BKOW Jateng Nawal Nur Arafah menambahkan program ini dapat menumbuhkan ketahanan ekonomi keluarga yang pada akhirnya, Destara diharapkan dapat membantu pengentasan warga miskin di Jateng.
"Termasuk kami akan bekerja sama dengan DP3AP2KB Jateng, Dinkes untuk mengatasi 'stunting' di sini. Ke depan, kami akan fokus ke penurunan angka 'stunting' dan pengolahan sampah," katanya.
Nawal menjelaskan pemberdayaan yang dilakukan di setiap desa berbeda-beda seperti di Desa Kebon Batur, Kabupaten Demak yang memberdayakan pengolahan kunyit kering, sedangkan di Desa Ketro, Kabupaten Sragen, mengolah ikan air tawar.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemberian bantuan dan pelatihan keterampilan.
"Pola tersebut dikembangkan di tiga desa Kabupaten Pemalang, Sragen, dan Demak melalui pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilaksanakan dengan memaksimalkan potensi lokal," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai membuka acara pencanangan Desa Sejahtera bagi Perempuan dan Anak (Destara) di Pendapa Kabupaten Pemalang, Rabu.
Wagub mencontohkan pola pengembangan ekonomi perempuan di Desa Bantarbolang, Pemalang dilakukan dengan memberdayakan warga membuat sirup rambutan karena hampir di setiap halaman rumah terdapat tanaman buah tersebut.
Menurut dia, pengentasan warga miskin mutlak dilakukan secara bergotong royong, tidak hanya pemerintah, namun elemen terkait juga punya tanggung jawab serupa.
"Ada tiga kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 10 orang, nanti diberdayakan membuat sirup. Pasti nanti ada dampak positif salah satunya untuk menanggulangi kemiskinan," ujarnya.
Mengenai tugas pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, Wagub optimistis meskipun menyadari dengan tenggat waktu yang ditetapkan penuntasan warga miskin akan dilakukan secara bertahap.
Hal ini, kata Wagub, mengingat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih sehingga warga diingatkan tidak abai dengan ancaman penularan gelombang ketiga COVID-19.
"Untuk Pemkab Pemalang kami minta ditingkatkan pendampingannya terhadap potensi lokal seperti kepiting dan nanas, bukan hanya didampingi tapi carikan pasar. Dengan waktu yang 'mepet', kami belum bisa mengentaskan semua, tapi kami berusaha menguatkan dengan program satu OPD satu desa dampingan," ujarnya.
Ketua BKOW Jateng Nawal Nur Arafah menambahkan program ini dapat menumbuhkan ketahanan ekonomi keluarga yang pada akhirnya, Destara diharapkan dapat membantu pengentasan warga miskin di Jateng.
"Termasuk kami akan bekerja sama dengan DP3AP2KB Jateng, Dinkes untuk mengatasi 'stunting' di sini. Ke depan, kami akan fokus ke penurunan angka 'stunting' dan pengolahan sampah," katanya.
Nawal menjelaskan pemberdayaan yang dilakukan di setiap desa berbeda-beda seperti di Desa Kebon Batur, Kabupaten Demak yang memberdayakan pengolahan kunyit kering, sedangkan di Desa Ketro, Kabupaten Sragen, mengolah ikan air tawar.