Pekalongan (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap menyelenggarakan tradisi Sadranan nelayan secara sederhana sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19 yang rencananya dilaksanakan 15 November 2021.
Ketua HNSI Kota Pekalongan Imam Menu di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa tradisi Sadaranan tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang maha Esa terhadap limpahan hasil laut yang diperoleh para nelayan.
"Akan tetapi, dengan kondisi pandemi maka kegiatan Sadranan akan dilakukan secara terbatas. Hanya lima kapal yang akan dipersiapkan melarung sesaji yang diikuti 50 orang," katanya.
Menurut dia, penyelenggaraan tradisi Sadranan nelayan memang berbeda dengan tahun sebelumnya karena saat ini masih memasuki pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Apalagi pada saat ini, kata dia, status Kota Pekalongan masih masuk kategori PPKM level 3 sehingga segala aktivitas masih perlu adanya pembatasan untuk menekan laju penyebaranagar COVID-19.
Menurut dia, pada acara perayaan tradisi Sadranan nelayan pada 2019 atau sebelum pandemi berlangsung sangat meriah karena pada kegiatan itu diselenggarakan pasar murah dan pembagian sembako.
"Kami berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir sehingga tahun depan tradisi perayaan Sadranan dapat diselenggarakan secara meriah," katanya.
Imam menambahkan berdasar informasi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini kondisi cuaca perairan Kota Pekalongan tidak begitu terdampak sehingga nelayan masih melakukan aktivitas melaut meski harus tetap waspada dan hati-hati.
Ketua HNSI Kota Pekalongan Imam Menu di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa tradisi Sadaranan tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang maha Esa terhadap limpahan hasil laut yang diperoleh para nelayan.
"Akan tetapi, dengan kondisi pandemi maka kegiatan Sadranan akan dilakukan secara terbatas. Hanya lima kapal yang akan dipersiapkan melarung sesaji yang diikuti 50 orang," katanya.
Menurut dia, penyelenggaraan tradisi Sadranan nelayan memang berbeda dengan tahun sebelumnya karena saat ini masih memasuki pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Apalagi pada saat ini, kata dia, status Kota Pekalongan masih masuk kategori PPKM level 3 sehingga segala aktivitas masih perlu adanya pembatasan untuk menekan laju penyebaranagar COVID-19.
Menurut dia, pada acara perayaan tradisi Sadranan nelayan pada 2019 atau sebelum pandemi berlangsung sangat meriah karena pada kegiatan itu diselenggarakan pasar murah dan pembagian sembako.
"Kami berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir sehingga tahun depan tradisi perayaan Sadranan dapat diselenggarakan secara meriah," katanya.
Imam menambahkan berdasar informasi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini kondisi cuaca perairan Kota Pekalongan tidak begitu terdampak sehingga nelayan masih melakukan aktivitas melaut meski harus tetap waspada dan hati-hati.