Semarang (ANTARA) - Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Jawa Tengah bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat K.H. Tafsir menyerahkan peralatan kesiapsiagaan bencana kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jateng.
Dalam siaran pers Lazismu yang dikutip di Semarang, Sabtu, disebutkan peralatan itu berupa 10 tenda, 15 dayung, 2 mesin perahu, 1 mobil Mitsubishi L 300, 1 mobil tangki air, serta 4 perahu yang terdiri atas 2 perahu alumunium dan 2 perahu katamaran.
Sekretaris Umum MDMC Jateng Isnanto menyatakan MDMC punya prinsip tugas kemanusiaan "Datang pertama, pulang akhir" sehingga untuk mewujudkannya butuh dukungan peralatan lengkap.
"Itu tidak hanya tahapan tanggap darurat tetapi saat terjadi bencana, sebelum, dan sesudahnya," katanya.
Peralatan tersebut akan dibagikan ke
sejumlah daerah. Tangki air diserahkan ke Soloraya, perahu ke Sragen, Pati, Semarang, dan MDMC Jateng.
Mobil Mitsubishi L 300 diserahkan ke MDMC Jateng, tenda ke Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Brebes, Banyumas, Wonosobo, Kabupaten Magelang, Klaten, Karanganyar, Pati, dan MDMC Jateng.
Ia menambahkan MDMC Jateng di samping punya prinsip "Datang awal, pulang akhir", juga menerapkan sistem kesiapsiagaan "Sekarang bencana, sekarang juga berangkat".
MDMC bisa menerapkan tanggap darurat tersebut karena sudah siap segalanya, SDM, logistik, dan armada. "Logistik siap, baik berupa makanan maupun bukan makanan," katanya menegaskan.
Salah satu logistik makanan yang sudah siap adalah daging rendang. Rendang dari daging kurban yang sudah dikalengkan dalam produk RendangMu itu, tahan simpan hingga 2 tahun.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Tafsir menyampaikan ,”Ini sekaligus upaya dalam ketahanan pangan yang juga siap ketika ada bencana alam sehingga kita bisa melakukan persiapan untuk menghadapi bencana yang ada."
"Kita tetap berdoa tidak ada bencana dan tidak ada musibah. Tapi siapa yang bisa menghindar. Karena itulah kita siapkan SDM, armada, dan logistik," kata Tafsir.
Mengenai profesionalisme SDM, MDMC setiap tahun rutin menggelar pelatihan kebencanaan. SDM disiapkan oleh MDMC agar selalu siap dalam kondisi apa pun.
Muhammadiyah memiliki slogan OMOR (One Muhammadiyah One Response). Dalam OMOR, semua lembaga tanggap darurat bersinergi, baik manager Lazismu, MDMC, MPKU, hingga tugas berkait dengan bidang Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah.
"Muhammadiyah dalam menanggulangi bencana tidak pernah jalan sendiri-sendiri, semua dalam payung OMOR," katanya.
Tafsir menegaskan bahwa Muhammadiyah ada untuk semua dan tidak hanya hadir di Indonesia, tapi juga di belahan Bumi lain jika memang ada negara lain yang membutuhkan.
Penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Muhammadiyah melalui MDMC, katanya, tidak hanya berupa tanggap darurat tapi juga upaya mengurangi risiko bencana dan rehabilitasi.
Direktur Lazsimu Jateng Ikhwanusshofa menyatakak Lazismu tidak bisa membagikan langsung dari donasi yang dihimpun karena sudah ada MDMC.
"Kami berterima kasih kepada donor yang selama ini mempercayakan donasinya kepada Muhammadiyah yang disalurkan melalui Lazismu,” katanya.
Ia menegaskan semua peralatan yang disediakan tersebut bukan atas inisiatif Lazimu, melainkan dari MDMC.
MDMC, kata dia, yang paling memahami kebutuhan peralatan untuk tanggap darurat termasuk penempatannya.
Dana kebencanaan dari Lazismu Jateng pada 2021 terkumpul Rp16 miliar dan saat ini sudah dimanfaatkan untuk merealisasi banyak program kemanusiaan. ***
Dalam siaran pers Lazismu yang dikutip di Semarang, Sabtu, disebutkan peralatan itu berupa 10 tenda, 15 dayung, 2 mesin perahu, 1 mobil Mitsubishi L 300, 1 mobil tangki air, serta 4 perahu yang terdiri atas 2 perahu alumunium dan 2 perahu katamaran.
Sekretaris Umum MDMC Jateng Isnanto menyatakan MDMC punya prinsip tugas kemanusiaan "Datang pertama, pulang akhir" sehingga untuk mewujudkannya butuh dukungan peralatan lengkap.
"Itu tidak hanya tahapan tanggap darurat tetapi saat terjadi bencana, sebelum, dan sesudahnya," katanya.
Peralatan tersebut akan dibagikan ke
sejumlah daerah. Tangki air diserahkan ke Soloraya, perahu ke Sragen, Pati, Semarang, dan MDMC Jateng.
Mobil Mitsubishi L 300 diserahkan ke MDMC Jateng, tenda ke Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Brebes, Banyumas, Wonosobo, Kabupaten Magelang, Klaten, Karanganyar, Pati, dan MDMC Jateng.
Ia menambahkan MDMC Jateng di samping punya prinsip "Datang awal, pulang akhir", juga menerapkan sistem kesiapsiagaan "Sekarang bencana, sekarang juga berangkat".
MDMC bisa menerapkan tanggap darurat tersebut karena sudah siap segalanya, SDM, logistik, dan armada. "Logistik siap, baik berupa makanan maupun bukan makanan," katanya menegaskan.
Salah satu logistik makanan yang sudah siap adalah daging rendang. Rendang dari daging kurban yang sudah dikalengkan dalam produk RendangMu itu, tahan simpan hingga 2 tahun.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Tafsir menyampaikan ,”Ini sekaligus upaya dalam ketahanan pangan yang juga siap ketika ada bencana alam sehingga kita bisa melakukan persiapan untuk menghadapi bencana yang ada."
"Kita tetap berdoa tidak ada bencana dan tidak ada musibah. Tapi siapa yang bisa menghindar. Karena itulah kita siapkan SDM, armada, dan logistik," kata Tafsir.
Mengenai profesionalisme SDM, MDMC setiap tahun rutin menggelar pelatihan kebencanaan. SDM disiapkan oleh MDMC agar selalu siap dalam kondisi apa pun.
Muhammadiyah memiliki slogan OMOR (One Muhammadiyah One Response). Dalam OMOR, semua lembaga tanggap darurat bersinergi, baik manager Lazismu, MDMC, MPKU, hingga tugas berkait dengan bidang Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah.
"Muhammadiyah dalam menanggulangi bencana tidak pernah jalan sendiri-sendiri, semua dalam payung OMOR," katanya.
Tafsir menegaskan bahwa Muhammadiyah ada untuk semua dan tidak hanya hadir di Indonesia, tapi juga di belahan Bumi lain jika memang ada negara lain yang membutuhkan.
Penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Muhammadiyah melalui MDMC, katanya, tidak hanya berupa tanggap darurat tapi juga upaya mengurangi risiko bencana dan rehabilitasi.
Direktur Lazsimu Jateng Ikhwanusshofa menyatakak Lazismu tidak bisa membagikan langsung dari donasi yang dihimpun karena sudah ada MDMC.
"Kami berterima kasih kepada donor yang selama ini mempercayakan donasinya kepada Muhammadiyah yang disalurkan melalui Lazismu,” katanya.
Ia menegaskan semua peralatan yang disediakan tersebut bukan atas inisiatif Lazimu, melainkan dari MDMC.
MDMC, kata dia, yang paling memahami kebutuhan peralatan untuk tanggap darurat termasuk penempatannya.
Dana kebencanaan dari Lazismu Jateng pada 2021 terkumpul Rp16 miliar dan saat ini sudah dimanfaatkan untuk merealisasi banyak program kemanusiaan. ***