Magelang (ANTARA) - Ketua Rumah Literasi Aruna (RLA) Magelang Wicahyanti Rejeki mengemukakan pembentukan RLA untuk mengembangkan potensi berliterasi masyarakat setempat, termasuk kalangan muda, di tengah era digital saat ini.
"Rumah Literasi Aruna ini didirikan untuk berpartisipasi dalam pengembangan potensi berliterasi masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat.
Ia menjelaskan berbagai kegiatan yang diselenggarakan RLA dengan para pegiatnya, seperti penyair, penulis, dan pelaku seni budaya, antara lain peminjaman buku, mendongeng rutin, pelatihan menulis, pelatihan mendongeng, lomba-lomba terkait literasi, bedah buku, dan peluncuran buku.
Ia menyebut moto RLA yang terletak di kawasan Pancuran Mas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jateng dan diluncurkan secara daring dan luring bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Kamis (28/10) tersebut, "Literasi: Bagimu Negeri".
Peluncuran RLA, antara lain ditandai dengan pemotongan tumpeng, perkenalan anggota, pembacaan puisi, sajian musik puisi, pantomim atas puisi-puisi karya Dedet Setiadi dalam buku "Apokalipsa Kata" yang beberapa waktu lalu telah dibedah oleh sastrawan Jokpin dan Joni Ariadinata di Rumah Budaya Tembi Yogyakarta.
Para seniman Magelang yang membawakan karya Dedet Setiadi, antara lain Agus Manaji, Andre Dwika, Bara Purnama, Dadik Hernadi, Kaji Habib, Munier Syalala, Mr. Imz, Nindito, Tentrem Lestari, Yuli Purwati, Wicahyanti Rejeki, Brian Leon Karlos, dan Herdianti Rahajeng.
Acara itu juga menghadirkan testimoni beberapa sahabat Dedet Setiadi, seperti Ons Untoro, Nindito, Damtoz Andreas, Sasmyta Wulandari, A. Syam Chandra, Tosa Santosa, Rekki Zakia, dan Tentrem Lestari.
Juru Bicara RLA Magelang Herdiani Rahajeng menjelaskan pemilihan puisi-puisi Dedet Setiadi dalam peluncuran RLA, antara lain didasari pemikiran penyair melalui karyanya itu yang sarat dengan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan.
"Ini sejalan Rumah Literasi Aruna yang mempunyai misi agar dapat bermanfaat bagi banyak orang," ujarnya.
Dedet Setiadi menyampaikan apresiasi karena puisi-puisinya dipilih untuk menemani peluncuran RLA.
"Semoga ini menjadi inspirasi, bahwa dunia literasi sebenarnya bukan hanya milik beberapa kalangan usia, tetapi untuk segala kalangan," kata dia.
"Rumah Literasi Aruna ini didirikan untuk berpartisipasi dalam pengembangan potensi berliterasi masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat.
Ia menjelaskan berbagai kegiatan yang diselenggarakan RLA dengan para pegiatnya, seperti penyair, penulis, dan pelaku seni budaya, antara lain peminjaman buku, mendongeng rutin, pelatihan menulis, pelatihan mendongeng, lomba-lomba terkait literasi, bedah buku, dan peluncuran buku.
Ia menyebut moto RLA yang terletak di kawasan Pancuran Mas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jateng dan diluncurkan secara daring dan luring bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Kamis (28/10) tersebut, "Literasi: Bagimu Negeri".
Peluncuran RLA, antara lain ditandai dengan pemotongan tumpeng, perkenalan anggota, pembacaan puisi, sajian musik puisi, pantomim atas puisi-puisi karya Dedet Setiadi dalam buku "Apokalipsa Kata" yang beberapa waktu lalu telah dibedah oleh sastrawan Jokpin dan Joni Ariadinata di Rumah Budaya Tembi Yogyakarta.
Para seniman Magelang yang membawakan karya Dedet Setiadi, antara lain Agus Manaji, Andre Dwika, Bara Purnama, Dadik Hernadi, Kaji Habib, Munier Syalala, Mr. Imz, Nindito, Tentrem Lestari, Yuli Purwati, Wicahyanti Rejeki, Brian Leon Karlos, dan Herdianti Rahajeng.
Acara itu juga menghadirkan testimoni beberapa sahabat Dedet Setiadi, seperti Ons Untoro, Nindito, Damtoz Andreas, Sasmyta Wulandari, A. Syam Chandra, Tosa Santosa, Rekki Zakia, dan Tentrem Lestari.
Juru Bicara RLA Magelang Herdiani Rahajeng menjelaskan pemilihan puisi-puisi Dedet Setiadi dalam peluncuran RLA, antara lain didasari pemikiran penyair melalui karyanya itu yang sarat dengan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan.
"Ini sejalan Rumah Literasi Aruna yang mempunyai misi agar dapat bermanfaat bagi banyak orang," ujarnya.
Dedet Setiadi menyampaikan apresiasi karena puisi-puisinya dipilih untuk menemani peluncuran RLA.
"Semoga ini menjadi inspirasi, bahwa dunia literasi sebenarnya bukan hanya milik beberapa kalangan usia, tetapi untuk segala kalangan," kata dia.