Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta mengingatkan pentingnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di sektor kuliner dalam melakukan inovasi produk untuk memperluas pasar.

"Selama ini kuliner Solo hanya bisa dinikmati di Solo, enak memang, tetapi bagi orang luar kota yang kangen Solo agak susah karena packaging (makanan kemasan) belum siap," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo pada pembukaan Solo Indonesia Culinary di Mal Solo Square, Jumat.

Ia mengatakan pada pameran kuliner yang diselenggarakan selama 22-24 Oktober tersebut sudah ada inovasi produk yang mulai dilakukan oleh pelaku usaha kuliner, yakni tengkleng kaleng.

"Ini bisa dikirim ke mana saja, ini merupakan upaya mendorong kuliner Solo untuk bisa lebih maju lagi," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan kegiatan tersebut merupakan ajang mempromosikan kuliner di Solo terutama kuliner tradisional yang mulai tenggelam di tengah maraknya kuliner modern.

"Solo adalah surganya orang suka makan, istilahnya keplek ilat (memanjakan lidah), jualan apa saja di Solo pasti laku. Kekhasan kuliner inilah yang jadi daya tarik, berbagai makanan khas menggugah selera," katanya.

Dengan demikian, diharapkan kegiatan tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu mengembangkan rantai usaha secara berkelanjutan.

"Termasuk membantu pemasok bahan baku, distribusi bahan pangan. Dibutuhkan teknologi pangan yang dibuat untuk inovasi pangan. Harapannya kegiatan ini bisa dilakukan terus-menerus dan meningkatkan daya jual pelaku usaha kuliner di Solo serta mendongkrak sektor wisata," katanya.

Senada, Ketua Penggerak Tim PKK Kota Surakarta Selvi Ananda mengatakan mengingat Solo merupakan pusat kuliner maka pengunjung tidak akan bingung mencari makanan khas yang enak.

"Nggak bingung karena banyak pilihannya. Potensi ini yang harus ditangkap, tidak hanya memperkenalkan kuliner di Solo tetapi ini juga menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi daerah," katanya.

Ketua Panitia Solo Indonesia Culinary Daryono mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menggarap potensi di Soloraya.

"Potensi kuliner Solo luar biasa, jika dibandingkan dengan tetangga sebelah seperti Semarang, Yogyakarta, dan Malang, potensi yang bagus ini belum terkemas dengan baik," katanya.

Termasuk mengenai produk tengkleng kaleng, dikatakannya, harus terus dikembangkan.

"Solo khasnya kan termasuk tengkleng, bagaimana ini bisa dinikmati di luar Solo. Nanti kami juga akan ada pelatihan dari hulu ke hilir yang diikuti oleh 30 UKM, bagaimana potensi ini kami daya gunakan agar bukan hanya go nasional tetapi juga global. Bagaimana kuliner ini layak dibawa pulang, dijadikan oleh-oleh," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024