Cilacap (ANTARA) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui unit usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Cilacap bersinergi dengan BPBD Kabupaten Cilacap dan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Jawa Tengah, menggelar sosialisasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami.
Dalam keterangannya, Community Relations Manager PT SBI Tbk Pabrik Cilacap Dewi Hestyani mengatakan sosialisasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami itu dipusatkan di Balai Rukun Warga 05, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan diikuti oleh 35 orang yang merupakan komunitas tanggap bencana dari Kelurahan Tambakreja dan Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, serta Kecamatan Kesugihan.
Baca juga: BPBD Cilacap gelar simulasi tanggap darurat gempa dan tsunami
Menurut dia, sosialisasi tanggap bencana tersebut juga diisi dengan pengenalan aplikasi Sirita (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert) oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.
"Kami sangat berterima kasih kepada BPBD dan BMKG atas kehadiran aplikasi Sirita yang sangat membantu kita semua untuk tanggap bencana dengan baik dan cepat," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi mengatakan Cilacap yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir yang berhadapan langsung dengan pantai selatan adalah area yang memiliki risiko tinggi bencana tsunami.
Menurut dia, berbagai upaya mitigasi mengurangi risiko terus diupayakan, salah satunya penggunaan aplikasi Sirita untuk memudahkan pemerintah daerah menyampaikan perintah evakuasi kepada masyarakat sebagai bentuk peringatan dini.
"Kami terus melakukan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat dan bekerja sama dengan semua pihak termasuk dunia industri seperti SBI. Semakin banyak orang memahami tanggap darurat semakin bagus," katanya.
Seperti diwartakan, Sirita merupakan aplikasi berbasis android yang diinisiasi Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedie sebagai alternatif dari keterbatasan jumlah sirine peringatan dini tsunami yang terpasang.
"Karena keterbatasan jumlah sirine yang terpasang, otomatis kita harus punya solusi alternatif. Jadi, kami kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis telepon seluler, namanya Sirita," kata Setyoajie Prayoedie saat peluncuran aplikasi Sirita di Cilacap, Senin (4/10).
Ia mengatakan pengguna telepon pintar yang telah memasang aplikasi Sirita secara otomatis akan menerima sirine ketika BPBD mengaktifkan fitur peringatan dini tunami meskipun teleponnya dalam posisi hening atau getar.
Menurut dia, hal itu karena pihaknya telah mengatur aplikasi tersebut sedemikian rupa agar telepon dapat berbunyi dalam kondisi apa pun.
"Harapannya ketika ada peringatan dini tsunami dari BMKG, teman-teman di Pusdalops langsung mengaktifkan notifikasi warning jika akan berdampak di Cilacap dan sekitarnya, teman-teman yang menginstal akan menerima warning dalam bentuk teks dan suara, jadi bisa segera mencari posisi yang aman," kata Setyoajie.
Baca juga: Waspadai potensi bencana hidrometeorologi di Jateng selatan
Dalam keterangannya, Community Relations Manager PT SBI Tbk Pabrik Cilacap Dewi Hestyani mengatakan sosialisasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami itu dipusatkan di Balai Rukun Warga 05, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan diikuti oleh 35 orang yang merupakan komunitas tanggap bencana dari Kelurahan Tambakreja dan Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, serta Kecamatan Kesugihan.
Baca juga: BPBD Cilacap gelar simulasi tanggap darurat gempa dan tsunami
Menurut dia, sosialisasi tanggap bencana tersebut juga diisi dengan pengenalan aplikasi Sirita (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert) oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.
"Kami sangat berterima kasih kepada BPBD dan BMKG atas kehadiran aplikasi Sirita yang sangat membantu kita semua untuk tanggap bencana dengan baik dan cepat," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi mengatakan Cilacap yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir yang berhadapan langsung dengan pantai selatan adalah area yang memiliki risiko tinggi bencana tsunami.
Menurut dia, berbagai upaya mitigasi mengurangi risiko terus diupayakan, salah satunya penggunaan aplikasi Sirita untuk memudahkan pemerintah daerah menyampaikan perintah evakuasi kepada masyarakat sebagai bentuk peringatan dini.
"Kami terus melakukan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat dan bekerja sama dengan semua pihak termasuk dunia industri seperti SBI. Semakin banyak orang memahami tanggap darurat semakin bagus," katanya.
Seperti diwartakan, Sirita merupakan aplikasi berbasis android yang diinisiasi Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedie sebagai alternatif dari keterbatasan jumlah sirine peringatan dini tsunami yang terpasang.
"Karena keterbatasan jumlah sirine yang terpasang, otomatis kita harus punya solusi alternatif. Jadi, kami kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis telepon seluler, namanya Sirita," kata Setyoajie Prayoedie saat peluncuran aplikasi Sirita di Cilacap, Senin (4/10).
Ia mengatakan pengguna telepon pintar yang telah memasang aplikasi Sirita secara otomatis akan menerima sirine ketika BPBD mengaktifkan fitur peringatan dini tunami meskipun teleponnya dalam posisi hening atau getar.
Menurut dia, hal itu karena pihaknya telah mengatur aplikasi tersebut sedemikian rupa agar telepon dapat berbunyi dalam kondisi apa pun.
"Harapannya ketika ada peringatan dini tsunami dari BMKG, teman-teman di Pusdalops langsung mengaktifkan notifikasi warning jika akan berdampak di Cilacap dan sekitarnya, teman-teman yang menginstal akan menerima warning dalam bentuk teks dan suara, jadi bisa segera mencari posisi yang aman," kata Setyoajie.
Baca juga: Waspadai potensi bencana hidrometeorologi di Jateng selatan