Semarang (ANTARA) -
"Saya minta semua menyiapkan diri, semua," katanya di Semarang, Senin.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah, semua komponen masyarakat dan sukarelawan harus membaca prakiraan cuaca serta melihat tanda-tanda alam di sekitarnya.
"Baca terus tiap hari, kalau mereka tiap hari dibaca terus menerus kondisi cuacanya, maka semua mesti siaga, semua," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Sukarelawan hingga ke level desa, lanjut Ganjar, harus menginformasikan perkembangan cuaca yang bisa berubah kapan saja.
"Dengan demikian mitigasinya bisa jauh lebih baik dan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang baik," katanya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga memastikan peta bencana sudah ada dan sudah disampaikan ke masyarakat agar siaga, termasuk daerah rawan bencana longsor seperti Kabupaten Banjarnegara juga sudah dibahas secara khusus.
"Karena ini bulan-bulan saatnya hujan turun, maka peta longsor, seperti Banjarnegara itu kemarin, rapatnya khusus ini," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono meminta agar manajemen penanganan kebencanaan ditata kembali guna mengurangi dampak dan risiko bencana saat musim hujan.
"Manajemen kebencanaan perlu ditata kembali dari mitigasi, penanganan saat bencana, dan pascabencana," katanya.
Selain itu, BPBD juga diminta mengecek kembali instrumen kebencanaan yang dimiliki, baik peralatan, sukarelawan, dan kelengkapan lainnya agar nantinya saat dioperasikan bisa maksimal saat menangani bencana.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajarannya dan seluruh komponen masyarakat agar dalam kondisi siaga bencana musim hujan guna mengurangi dampak dan risiko.
"Saya minta semua menyiapkan diri, semua," katanya di Semarang, Senin.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah, semua komponen masyarakat dan sukarelawan harus membaca prakiraan cuaca serta melihat tanda-tanda alam di sekitarnya.
"Baca terus tiap hari, kalau mereka tiap hari dibaca terus menerus kondisi cuacanya, maka semua mesti siaga, semua," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Sukarelawan hingga ke level desa, lanjut Ganjar, harus menginformasikan perkembangan cuaca yang bisa berubah kapan saja.
"Dengan demikian mitigasinya bisa jauh lebih baik dan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang baik," katanya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga memastikan peta bencana sudah ada dan sudah disampaikan ke masyarakat agar siaga, termasuk daerah rawan bencana longsor seperti Kabupaten Banjarnegara juga sudah dibahas secara khusus.
"Karena ini bulan-bulan saatnya hujan turun, maka peta longsor, seperti Banjarnegara itu kemarin, rapatnya khusus ini," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono meminta agar manajemen penanganan kebencanaan ditata kembali guna mengurangi dampak dan risiko bencana saat musim hujan.
"Manajemen kebencanaan perlu ditata kembali dari mitigasi, penanganan saat bencana, dan pascabencana," katanya.
Selain itu, BPBD juga diminta mengecek kembali instrumen kebencanaan yang dimiliki, baik peralatan, sukarelawan, dan kelengkapan lainnya agar nantinya saat dioperasikan bisa maksimal saat menangani bencana.