Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengajak anak muda untuk tidak malu memakai batik pada aktivitas sehari-hari.
"Saya ajak anak muda jangan malu pakai batik, pakai batik jangan 'pas' kondangan atau 'ngantor' saja. Ini (jadikan sebagai) pakaian sehari-hari," katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Kampung Batik Kauman Solo, Sabtu.
Ia mengatakan batik merupakan aset kekayaan Bangsa Indonesia yang diakui oleh dunia sehingga harus dilestarikan oleh masyarakat.
"Kalau bukan kita yang memelihara, siapa lagi, anak muda harus berpartisipasi," katanya.
Selain berpartisipasi untuk melestarikan warisan budaya tersebut, ia berharap agar kalangan ini ikut ambil bagian dari sisi pemasaran. Ia mengatakan di era saat ini digitalisasi merupakan kewajiban.
"Sekali lagi, digitalisasi ini kewajiban, tetapi kita tidak boleh berhenti menarik wisatawan secara 'offline', sebab secara 'experience' dengan belanja secara langsung beda. Apalagi nuansa Kampung Batik Kauman ini luar biasa sekali," katanya.
Baca juga: Wali Kota Gibran komitmen benahi kampung batik Solo
Sementara itu, terkait dengan aktivitas belanja masyarakat maupun produksi oleh pelaku usaha, dikatakannya, terus didorong oleh pemerintah daerah.
"Saat ini capaian vaksinasi di Solo sudah mencapai 119 persen. Ini momen tepat untuk pemulihan ekonomi. Apalagi ini hari batik, di Kauman, Laweyan, Danar Hadi, Batik Keris, semua 'brand-brand' besar ini bisa bangkit lagi," katanya.
Meski saat ini Solo masih berada pada PPKM level tiga, ia meminta masyarakat tetap berkegiatan.
"Tempat-tempat produktif, tempat ekonomi kami dorong lagi untuk bangkit kembali. Sampai akhir tahun saya optimistis angka COVID-19 turun, vaksinasi tinggi. Ini saatnya percepatan pemulihan ekonomi," katanya.
Baca juga: 40 persen produksi batik gunakan zat warna alam
Baca juga: Kisah sukses Batik Ruzza Pekalongan tembus pasar ekspor
"Saya ajak anak muda jangan malu pakai batik, pakai batik jangan 'pas' kondangan atau 'ngantor' saja. Ini (jadikan sebagai) pakaian sehari-hari," katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Kampung Batik Kauman Solo, Sabtu.
Ia mengatakan batik merupakan aset kekayaan Bangsa Indonesia yang diakui oleh dunia sehingga harus dilestarikan oleh masyarakat.
"Kalau bukan kita yang memelihara, siapa lagi, anak muda harus berpartisipasi," katanya.
Selain berpartisipasi untuk melestarikan warisan budaya tersebut, ia berharap agar kalangan ini ikut ambil bagian dari sisi pemasaran. Ia mengatakan di era saat ini digitalisasi merupakan kewajiban.
"Sekali lagi, digitalisasi ini kewajiban, tetapi kita tidak boleh berhenti menarik wisatawan secara 'offline', sebab secara 'experience' dengan belanja secara langsung beda. Apalagi nuansa Kampung Batik Kauman ini luar biasa sekali," katanya.
Baca juga: Wali Kota Gibran komitmen benahi kampung batik Solo
Sementara itu, terkait dengan aktivitas belanja masyarakat maupun produksi oleh pelaku usaha, dikatakannya, terus didorong oleh pemerintah daerah.
"Saat ini capaian vaksinasi di Solo sudah mencapai 119 persen. Ini momen tepat untuk pemulihan ekonomi. Apalagi ini hari batik, di Kauman, Laweyan, Danar Hadi, Batik Keris, semua 'brand-brand' besar ini bisa bangkit lagi," katanya.
Meski saat ini Solo masih berada pada PPKM level tiga, ia meminta masyarakat tetap berkegiatan.
"Tempat-tempat produktif, tempat ekonomi kami dorong lagi untuk bangkit kembali. Sampai akhir tahun saya optimistis angka COVID-19 turun, vaksinasi tinggi. Ini saatnya percepatan pemulihan ekonomi," katanya.
Baca juga: 40 persen produksi batik gunakan zat warna alam
Baca juga: Kisah sukses Batik Ruzza Pekalongan tembus pasar ekspor