Magelang (ANTARA) - Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi menyatakan sebanyak 290 dari 690 destinasi wisata di Jawa Tengah telah dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, kata
Sinung di Magelang, Senin malam, mengatakan destinasi yang telah dibuka tersebut kebanyakan berada di daerah PPKM level 2, sedangkan destinasi berada di PPKM level 3 disarankan melakukan simulasi.
Ia menyampaikan hal tersebut usai "Ngopi gayeng bareng Genpi Jateng memperingati Hari Pariwisata Dunia" di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Sinung menuturkan destinasi wisata yang belum buka masih menunggu kondisi dan yang telah buka agar bisa melakukan evaluasi sehingga tidak terjadi euforia.
Menurut dia dalam satu wilayah kabupaten atau kota ada yang belum buka atau sudah buka sebagian. Hal ini dimaksudkan bukan berarti sudah boleh atau belum, namun agar dapat terkendali dan terkontrol.
Menyinggung momentum Hari Pariwisata Dunia, dia mengatakan untuk instrospeksi sekaligus menandai kebangkitan pariwisata secara perlahan, namun pasti.
"Ini momentum untuk introspeksi sekaligus menandai bahwa pariwisata bangkit perlahan, tetapi pasti. Semua tetap mematuhi protokol kesehatan dan kesadaran terhadap kondisi pandemi lingkungan yang ada," katanya.
Ia berharap kebangkitan ini akan menandai peringatan Hari Pariwisata Dunia bahwa pariwisata dapat menyikapi kondisi yang ada dengan kedisiplinan protokol kesehatan secara ketat.
Sinung di Magelang, Senin malam, mengatakan destinasi yang telah dibuka tersebut kebanyakan berada di daerah PPKM level 2, sedangkan destinasi berada di PPKM level 3 disarankan melakukan simulasi.
Ia menyampaikan hal tersebut usai "Ngopi gayeng bareng Genpi Jateng memperingati Hari Pariwisata Dunia" di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Sinung menuturkan destinasi wisata yang belum buka masih menunggu kondisi dan yang telah buka agar bisa melakukan evaluasi sehingga tidak terjadi euforia.
Menurut dia dalam satu wilayah kabupaten atau kota ada yang belum buka atau sudah buka sebagian. Hal ini dimaksudkan bukan berarti sudah boleh atau belum, namun agar dapat terkendali dan terkontrol.
Menyinggung momentum Hari Pariwisata Dunia, dia mengatakan untuk instrospeksi sekaligus menandai kebangkitan pariwisata secara perlahan, namun pasti.
"Ini momentum untuk introspeksi sekaligus menandai bahwa pariwisata bangkit perlahan, tetapi pasti. Semua tetap mematuhi protokol kesehatan dan kesadaran terhadap kondisi pandemi lingkungan yang ada," katanya.
Ia berharap kebangkitan ini akan menandai peringatan Hari Pariwisata Dunia bahwa pariwisata dapat menyikapi kondisi yang ada dengan kedisiplinan protokol kesehatan secara ketat.