Cilacap (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau petani untuk tidak buru-buru melakukan persemaian dengan menebar benih padi meskipun dalam beberapa waktu terakhir sering turun hujan.

"Situasi yang seperti ini (sering turun hujan meskipun masih musim kemarau, red.) kadang ada petani yang terpancing, ada hujan langsung tebar benih, lalu seminggu kemudian kering, enggak ada hujan, kasihan," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Supriyanto di Cilacap, Selasa.

Oleh karena itu, kata dia, petani diimbau untuk tidak bermain di wilayah berisiko tinggi karena penuh tidak kepastian.

Dalam hal ini, petani diimbau untuk tidak buru-buru menyemai benih padi sebelum benar-benar memasuki musim hujan atau sebelum saluran irigasi dialiri air.

Terkait dengan musim tanam pertama  2021-2022 atau Oktober-Maret (Okmar) di Kabupaten Cilacap, dia mengharapkan hal itu bisa berlangsung tepat waktu pada bulan Oktober 2021.

Menurut dia, hal itu disebabkan hingga saat sekarang masih dilakukan pemeliharaan saluran irigasi, baik di wilayah timur Cilacap maupun wilayah barat Cilacap.

"Untuk wilayah timur, pembukaan saluran irigasi direncanakan tanggal 15 September, sedangkan wilayah barat tanggal 1 Oktober, semoga tepat waktu. Itu pun tidak serta merta langsung dipenuhi air, secara bertahap agar saluran irigasinya tidak rusak," katanya menjelaskan.

Selain itu, kata dia, petani pun masih harus menunggu hingga sawahnya terairi dan siap diolah.

Supriyanto mengharapkan luas tanam pada musim tanam pertama tahun 2021-2022 di Kabupaten Cilacap bisa mencapai 50 ribuan hektare.

"Kami baru berharap karena kita enggak tahu (kondisi cuaca ke depan). Syukur nanti setelah pembukaan irigasi plus tambahan hujan kan prospek untuk bisa olah tanam semakin luas," katanya.

Kendati demikian, dia mengimbau petani untuk berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan serangan hama wereng batang cokelat sangat tinggi karena kelembapan saat musim hujan tergolong tinggi.

Disinggung mengenai kemungkinan masih adanya petani yang panen padi saat musim kemarau seperti sekarang, dia mengatakan hal itu masih ada di wilayah pegunungan meskipun hanya spot-spot tertentu.

"Di wilayah atas (pegunungan, red.) ketersediaan air selalu ada, sehingga petani bisa tanam padi terus-menerus," kata Supriyanto. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024