Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memasifkan digitalisasi pemasaran produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai upaya meningkatkan perekonomian saat pandemi COVID-19.
"Kami memasifkan dengan mengubah strategi berdagang konvensional pelaku UMKM ke digital di antaranya dengan peningkatan literasi digital, pelatihan, bimbingan teknis, dan workshop," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Emma Rachmawati di Semarang, Minggu.
Ia mengungkapkan berdasarkan data tercatat sebanyak 44.338 pelaku usaha kecil menengah terdampak pandemi COVID-19.
Dari jumlah tersebut, UKM yang paling banyak terdampak adalah bidang makanan minuman sebanyak 65,33 persen, perdagangan 16,40 persen, dan jasa 6,93 persen.
"Jika dilihat dari permasalahannya, secara persentase 52,98 persen UKM mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu, ada kendala dari permodalan sebanyak 30,24 persen," ujarnya.
Menurut dia, kondisi ini tidak berbeda jauh ketika PPKM darurat mulai diberlakukan pada 5 Juli 2021.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng melakukan digitalisasi pemasaran sekaligus menjalin kerja sama dengan platform jualan dan pelatihan daring.
Di antaranya, promosi melalui Gojek yakni Banner Go Food yang telah mendapatkan omzet Rp2,5 miliar dan promosi virtual UKM Virtual Expo (UVO) yang menjaring pembeli hingga luar negeri dan menangguk omzet hingga Rp4,8 miliar.
Adapula kerja sama yang dilakukan dengan Go-Jek melalui platform Go-Shop dan bekerja sama dengan Shopee untuk mendirikan Kampus UMKM.
Selain itu, ada pula pelatihan daring oleh Mbizmarket guna mempersiapkan UMKM ikut dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Ada juga pelatihan bagi UMKM pun diberikan melalui Program Hetero Space, kompetisi start up, serta pendampingan yang dilakukan di UMKM Center di Banyumanik, Kota Semarang.
"Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) juga ikut memromosikan UMKM melalui Lapak Ganjar, kami juga ada pelatihan marketing online, kerja sama dengan GoJek melalui GoShop juga dilakukan di beberapa kabupaten atau kota seperti di Kabupaten Sragen, Kota Solo, Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, serta Kabupaten Banyumas, Kabupaten Semarang dan Kota Tegal.
"Kami memasifkan dengan mengubah strategi berdagang konvensional pelaku UMKM ke digital di antaranya dengan peningkatan literasi digital, pelatihan, bimbingan teknis, dan workshop," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Emma Rachmawati di Semarang, Minggu.
Ia mengungkapkan berdasarkan data tercatat sebanyak 44.338 pelaku usaha kecil menengah terdampak pandemi COVID-19.
Dari jumlah tersebut, UKM yang paling banyak terdampak adalah bidang makanan minuman sebanyak 65,33 persen, perdagangan 16,40 persen, dan jasa 6,93 persen.
"Jika dilihat dari permasalahannya, secara persentase 52,98 persen UKM mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu, ada kendala dari permodalan sebanyak 30,24 persen," ujarnya.
Menurut dia, kondisi ini tidak berbeda jauh ketika PPKM darurat mulai diberlakukan pada 5 Juli 2021.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng melakukan digitalisasi pemasaran sekaligus menjalin kerja sama dengan platform jualan dan pelatihan daring.
Di antaranya, promosi melalui Gojek yakni Banner Go Food yang telah mendapatkan omzet Rp2,5 miliar dan promosi virtual UKM Virtual Expo (UVO) yang menjaring pembeli hingga luar negeri dan menangguk omzet hingga Rp4,8 miliar.
Adapula kerja sama yang dilakukan dengan Go-Jek melalui platform Go-Shop dan bekerja sama dengan Shopee untuk mendirikan Kampus UMKM.
Selain itu, ada pula pelatihan daring oleh Mbizmarket guna mempersiapkan UMKM ikut dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Ada juga pelatihan bagi UMKM pun diberikan melalui Program Hetero Space, kompetisi start up, serta pendampingan yang dilakukan di UMKM Center di Banyumanik, Kota Semarang.
"Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) juga ikut memromosikan UMKM melalui Lapak Ganjar, kami juga ada pelatihan marketing online, kerja sama dengan GoJek melalui GoShop juga dilakukan di beberapa kabupaten atau kota seperti di Kabupaten Sragen, Kota Solo, Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, serta Kabupaten Banyumas, Kabupaten Semarang dan Kota Tegal.