Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ponendi Hidayat mengingatkan pentingnya pengelolaan air irigasi terutama saat musim kemarau guna mencegah terjadinya gagal panen.

"Saat musim kemarau perlu untuk mengelola air dengan bijak guna mendukung produksi tanaman dan mencegah gagal panen," katanya di Purwokerto, Banyumas, Senin.

Dia menambahkan, pada musim kemarau perlu melakukan pergiliran irigasi guna menyiasati terbatasnya jumlah air.

"Pastikan bangunan pengatur irigasi dalam kondisi yang mudah dioperasikan untuk mendukung dilakukannya pergiliran air. Selain itu petani juga harus disiplin dalam mengelola dan mengambil air," katanya.

Pemerataan dalam pembagian air, lanjutnya,l harus menjadi perhatian utama jika ingin produksi tanaman dapat tetap optimal.

"Selain itu sangat disarankan tidak menanam padi saat musim kemarau karena padi membutuhkan banyak air," katanya.

Dia menambahkan, jika petani ingin mengantisipasi keterbatasan jumlah air pada saat musim kemarau maka pada alternatif yang paling baik adalah menanam tanaman yang tidak banyak membutuhkan air.

"Contohnya adalah tanaman kacang hijau yang sangat efisien bagi petani karena masa tanamnya relatif pendek. Selain itu, kacang hijau juga memiliki risiko gagal panen yang relatif rendah," katanya.

Bahkan, kata dia, risiko gagal panen pada tanaman kacang hijau lebih rendah dibandingkan tanaman kedelai.

"Sebenarnya petani bisa saja memilih menanam kedelai saat kemarau namun kalau musim keringnya panjang lebih baik memilih kacang hijau, kalau musim keringnya tidak terlalu panjang maka petani bisa memilih menanam kedelai saja," katanya.

Kendati demikian, dia juga mengingatkan bahwa budidaya pertanian yang baik adalah yang selalu mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim.

"Musim itu mempengaruhi banyak hal mulai dari risiko gagal panen hingga keterkaitan dengan siklus hama dan penyakit tanaman sehingga perlu diperhatikan dengan baik," katanya.

 

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024