Semarang (ANTARA) - Tren penurunan kasus positif COVID-19 di Kota Semarang terus berlanjut dan pada 20 Agustus tercatat 232 kasus atau mengalami penurunan sangat tajam dibanding awal Agustus 2021.
Data yang dipantau dari Instagram Dinas Kesehatan Kota Semarang, Minggu, menunjukkan bahwa selama 3 minggu terakhir ini secara akumulatif terjadi penurunan sekitar 75 persen. Bahkan sejumlah kelurahan disebutkan sudah nihil kasus positif.
Padahal pada 1 Agustus kasus positif di Ibu Kota Jawa Tengah ini tercatat 1.006 kasus, yang tersebar di 16 kecamatan dan 177 kelurahan.
Dilihat dari sebaran kasus terbanyak per kecamatan saat ini, Tembalang masih menyisakan kasus terbanyak dengan 26 orang positif disusul Pedurungan dengan 20 orang, dan Semarang Barat dengan16 orang.
Namun, sebagian besar kecamatan saat ini masing-masing "hanya" memiliki di bawah 10 kasus.
Penurunan kasus secara siginifikan tersebut dibarengi dengan meningkatnya mobilitas warga Kota Semarang. Jalan-jalan di kota ini pada pagi dan sore hari terpantau jauh lebih ramai dibanding pada Juni-Juli 2021.
Pusat-pusat bisnis juga terlihat makin menggeliat meski mal dan supermarket belum bisa disebut pulih.
Pasar-pasar rakyat juga terlihat lebih ramai didorong keberanian warga untuk berbelanja keluar rumah.
Warung, rumah makan, hingga kafe dalam sepekan terakhir ini juga jauh lebih ramai dibanding sebulan lalu.
Meski mobilitas warga meningkat dan pusat perekonomian lebih ramai, terlihat kepatuhan warga mengenakan masker di tempat-tempat umum jauh lebih baik dibanding awal tahun ini.
"Kami tidak ingin kasus (COVID-19) 'meledak' lagi seperti pada Juni-Juli. Sangat mengerikan," kata Sugiyanto, warga Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Pada Juni-Juli 2021, fasilitas kesehatan dan tenaga medis di Kota Semarang kewalahan menangani lonjakan kasus positif COVID-19.
Data yang dipantau dari Instagram Dinas Kesehatan Kota Semarang, Minggu, menunjukkan bahwa selama 3 minggu terakhir ini secara akumulatif terjadi penurunan sekitar 75 persen. Bahkan sejumlah kelurahan disebutkan sudah nihil kasus positif.
Padahal pada 1 Agustus kasus positif di Ibu Kota Jawa Tengah ini tercatat 1.006 kasus, yang tersebar di 16 kecamatan dan 177 kelurahan.
Dilihat dari sebaran kasus terbanyak per kecamatan saat ini, Tembalang masih menyisakan kasus terbanyak dengan 26 orang positif disusul Pedurungan dengan 20 orang, dan Semarang Barat dengan16 orang.
Namun, sebagian besar kecamatan saat ini masing-masing "hanya" memiliki di bawah 10 kasus.
Penurunan kasus secara siginifikan tersebut dibarengi dengan meningkatnya mobilitas warga Kota Semarang. Jalan-jalan di kota ini pada pagi dan sore hari terpantau jauh lebih ramai dibanding pada Juni-Juli 2021.
Pusat-pusat bisnis juga terlihat makin menggeliat meski mal dan supermarket belum bisa disebut pulih.
Pasar-pasar rakyat juga terlihat lebih ramai didorong keberanian warga untuk berbelanja keluar rumah.
Warung, rumah makan, hingga kafe dalam sepekan terakhir ini juga jauh lebih ramai dibanding sebulan lalu.
Meski mobilitas warga meningkat dan pusat perekonomian lebih ramai, terlihat kepatuhan warga mengenakan masker di tempat-tempat umum jauh lebih baik dibanding awal tahun ini.
"Kami tidak ingin kasus (COVID-19) 'meledak' lagi seperti pada Juni-Juli. Sangat mengerikan," kata Sugiyanto, warga Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Pada Juni-Juli 2021, fasilitas kesehatan dan tenaga medis di Kota Semarang kewalahan menangani lonjakan kasus positif COVID-19.