Jakarta (ANTARA) - PT Biotis Pharmaceutical Indonesia menjadi perusahaan farmasi swasta pertama di Tanah Air yang dilibatkan pemerintah dalam produksi vaksin COVID-19 untuk masyarakat, kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito.
"Pada HUT ke-76 RI saat ini, kita membuka secara bertahap peningkatan industri vaksin di Indonesia. PT Biotis akan melaksanakan pengembangan Vaksin Merah Putih," kata Penny K Lukito dalam konferensi pers penyerahan sertifikat pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk percepatan persiapan fasilitas produksi Vaksin Merah Putih yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Rabu.
Menurut Penny PT Biotis Pharmaceutical Indonesia telah memiliki persiapan sarana prasarana laboratorium pengembangan untuk produksi Vaksin Merah Putih berplatform inactivated virus dari peneliti Universitas Airlangga (Unair)
Penny mengatakan agenda tersebut merupakan salah satu kebijakan sejarah yang perlu dibanggakan sebagai inspirasi agar ke depan kapasitas industri farmasi Indonesia menjadi semakin besar.
PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, telah memperoleh sertifikat CPOB untuk percepatan persiapan fasilitas produksi Vaksin Merah Putih.
Selain PT Biotis dari sektor industri farmasi swasta, kata Penny, produsen vaksin COVID-19 di Indonesia adalah PT Bio Farma yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penny mengatakan Vaksin Merah Putih merupakan karya peneliti Indonesia yang sedang dikembangkan mulai dari proses formulasi, produksi hingga pengisian vaksin dilakukan di Indonesia.
Dari enam kandidat Vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan di Tanah Air, kata Penny, Vaksin Merah Putih karya Universitas Airlangga menjadi yang terdepan dalam proses pengembangan.
"Vaksin ini telah melalui beberapa tahapan, uji praklinik tahap pertama transgenik dan saat ini sedang dalam tahap kedua uji klinik pada hewan makaka. Tahapan uji klinik ini proses pengembangannya telah dilakukan bersama PT Biotis," katanya.
Ia mengatakan BPOM juga akan mengawal regulasi pelaksanaan uji klinik Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga pada manusia sesuai dengan kaidah internasional dan nasional dalam waktu dekat sebelum diberikan izin edar darurat (EUA).
"Harapannya EUA Vaksin Merah Putih produksi Biotis bersama Universitas Airlangga ini sekitar semeter pertama tahun 2022," katanya.
Sementara itu, sebanyak lima kandidat Vaksin Merah Putih di Indonesia selain yang dikembangkan peneliti Universitas Airlangga di antaranya karya peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berplatform subunit protein rekombinan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berlatform rekombinan, Institut Teknologi Bandung (ITB) beplatform subunit protein rekombinan dan adenovirus vector.
Peneliti lainnya yang juga mengembangkan Vaksin Merah Putih berasal dari Universitas Indonesia (UI) berplatform DNA, mRNA, dan virus like particles serta peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan vaksin berlatform subunit protein rekombinan.
"Pada HUT ke-76 RI saat ini, kita membuka secara bertahap peningkatan industri vaksin di Indonesia. PT Biotis akan melaksanakan pengembangan Vaksin Merah Putih," kata Penny K Lukito dalam konferensi pers penyerahan sertifikat pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk percepatan persiapan fasilitas produksi Vaksin Merah Putih yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Rabu.
Menurut Penny PT Biotis Pharmaceutical Indonesia telah memiliki persiapan sarana prasarana laboratorium pengembangan untuk produksi Vaksin Merah Putih berplatform inactivated virus dari peneliti Universitas Airlangga (Unair)
Penny mengatakan agenda tersebut merupakan salah satu kebijakan sejarah yang perlu dibanggakan sebagai inspirasi agar ke depan kapasitas industri farmasi Indonesia menjadi semakin besar.
PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, telah memperoleh sertifikat CPOB untuk percepatan persiapan fasilitas produksi Vaksin Merah Putih.
Selain PT Biotis dari sektor industri farmasi swasta, kata Penny, produsen vaksin COVID-19 di Indonesia adalah PT Bio Farma yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penny mengatakan Vaksin Merah Putih merupakan karya peneliti Indonesia yang sedang dikembangkan mulai dari proses formulasi, produksi hingga pengisian vaksin dilakukan di Indonesia.
Dari enam kandidat Vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan di Tanah Air, kata Penny, Vaksin Merah Putih karya Universitas Airlangga menjadi yang terdepan dalam proses pengembangan.
"Vaksin ini telah melalui beberapa tahapan, uji praklinik tahap pertama transgenik dan saat ini sedang dalam tahap kedua uji klinik pada hewan makaka. Tahapan uji klinik ini proses pengembangannya telah dilakukan bersama PT Biotis," katanya.
Ia mengatakan BPOM juga akan mengawal regulasi pelaksanaan uji klinik Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga pada manusia sesuai dengan kaidah internasional dan nasional dalam waktu dekat sebelum diberikan izin edar darurat (EUA).
"Harapannya EUA Vaksin Merah Putih produksi Biotis bersama Universitas Airlangga ini sekitar semeter pertama tahun 2022," katanya.
Sementara itu, sebanyak lima kandidat Vaksin Merah Putih di Indonesia selain yang dikembangkan peneliti Universitas Airlangga di antaranya karya peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berplatform subunit protein rekombinan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berlatform rekombinan, Institut Teknologi Bandung (ITB) beplatform subunit protein rekombinan dan adenovirus vector.
Peneliti lainnya yang juga mengembangkan Vaksin Merah Putih berasal dari Universitas Indonesia (UI) berplatform DNA, mRNA, dan virus like particles serta peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan vaksin berlatform subunit protein rekombinan.