Kudus (ANTARA) - Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyalurkan 2.100 paket sembako kepada warga di sekitar objek wisata di Kecamatan Dawe yang terdampak pandemi COVID-19.
Menurut Ketua Lazisnu Kudus Ihdi Fahmi di Kudus, Minggu, sebagian besar warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, memang menggantungkan hidupnya dari wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di daerah setempat dengan berjualan ataupun menyediakan jasa transportasi.
Karena sejak penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga sekarang objek wisata masih tutup, kata dia, tentunya banyak warga yang kehilangan mata pencaharian.
Untuk itulah, katanya, Lazisnu bersama Kodim 0722 Kudus melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan paket sembako yang berisi beras 7,5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kg dan mi instan.
Dari 2.100 paket sembako tersebut, sebanyak 1.800 paket di antaranya diberikan untuk warga Desa Colo dan sisanya untuk warga desa tetangga yang juga terdampak pandemi.
Penyerahan bantuan secara simbolis berlangsung di Terminal Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Minggu (8/8).
Ketua Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Dawe Abdullah Kusminto Alkaf menambahkan bantuan sembako yang diberikan diharapkan bisa meringankan beban warga terdampak pandemi. Karena warga memang mengalami kesulitan menyusul ditutupnya objek wisata yang sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya di sektor itu.
"Kami berharap bantuan seperti ini bisa terus ditindaklanjuti di masa yang akan datang dan semoga amal baik donatur dapat balasan berlipat ganda," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Colo M. Destari Andryasmoro mengakui warganya lebih menginginkan objek wisata dibuka kembali sehingga aktivitas perekonomian warga sekitar kembali normal.
"Namun karena pandemi serta ada PPKM, warga terdampak akhirnya juga membutuhkan bantuan," jelasnya.
Ia mencatat sekitar 75 persen warga Desa Colo menggantungkan perekonomiannya di sektor wisata sehingga ketika sektor wisata terdampak hampir satu tahun lebih tentu akan berakibat buruk. Bahkan, sejak ada PPKM, praktis ekonomi berhenti dan warga pun sebagian sudah mulai menjual aset yang dimiliki untuk bertahan hidup.
Menurut Ketua Lazisnu Kudus Ihdi Fahmi di Kudus, Minggu, sebagian besar warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, memang menggantungkan hidupnya dari wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di daerah setempat dengan berjualan ataupun menyediakan jasa transportasi.
Karena sejak penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga sekarang objek wisata masih tutup, kata dia, tentunya banyak warga yang kehilangan mata pencaharian.
Untuk itulah, katanya, Lazisnu bersama Kodim 0722 Kudus melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan paket sembako yang berisi beras 7,5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kg dan mi instan.
Dari 2.100 paket sembako tersebut, sebanyak 1.800 paket di antaranya diberikan untuk warga Desa Colo dan sisanya untuk warga desa tetangga yang juga terdampak pandemi.
Penyerahan bantuan secara simbolis berlangsung di Terminal Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Minggu (8/8).
Ketua Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Dawe Abdullah Kusminto Alkaf menambahkan bantuan sembako yang diberikan diharapkan bisa meringankan beban warga terdampak pandemi. Karena warga memang mengalami kesulitan menyusul ditutupnya objek wisata yang sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya di sektor itu.
"Kami berharap bantuan seperti ini bisa terus ditindaklanjuti di masa yang akan datang dan semoga amal baik donatur dapat balasan berlipat ganda," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Colo M. Destari Andryasmoro mengakui warganya lebih menginginkan objek wisata dibuka kembali sehingga aktivitas perekonomian warga sekitar kembali normal.
"Namun karena pandemi serta ada PPKM, warga terdampak akhirnya juga membutuhkan bantuan," jelasnya.
Ia mencatat sekitar 75 persen warga Desa Colo menggantungkan perekonomiannya di sektor wisata sehingga ketika sektor wisata terdampak hampir satu tahun lebih tentu akan berakibat buruk. Bahkan, sejak ada PPKM, praktis ekonomi berhenti dan warga pun sebagian sudah mulai menjual aset yang dimiliki untuk bertahan hidup.