Kudus (ANTARA) - Tingkat produktivitas (provitas) tanaman padi petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada musim tanam (MT) kedua pada bulan Juli 2021 berkisar 6,3-8,6 ton per hektare atau mengalami kenaikan dibandingkan hasil panen sebelumnya.
"Hasil panen tanaman padi sebelumnya, tingkat provitasnya hanya berkisar 6-6,7 ton per hektare," kata Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Arin Nikmah di Kudus, Jumat.
Ia mencatat luas tanam tanaman pad pada musim tanam (MT) kedua bulan Februari-Mei 2021 seluas 12.660 hektare dengan luas panen di bulan Mei-Juni 2021 seluas 4.019 hektare.
Provitasnya pada bulan itu, kata dia, berkisar 6 hingga 6,7 ton per hektarenya. Sedangkan harganya saat itu cenderung turun antara Rp3.200 hingga Rp3.700 gabah kering panen (GKP).
Sementara pada bulan Juli 2021 dengan potensi panen seluas 3.995 dengan perkembangan harga GKP meningkat menjadi Rp3.800 hingga Rp4.200 GKP dengan provitas rataan 6,3 hingga 8,6 ton per hektare.
Sebagian besar tanaman padi yang ditanam pada MT kedua ini, merupakan bantuan benih padi dampak perubahan iklim (DPI) banjir pada bulan Januari - Februari 2021 seluas 3.411 hektare dari Direktorat Jenderal Tanaman Kementerian Pertanian dengan varietas inpari 32.
"Kami perkirakan ada sekitar 60 persen tanaman padi petani yang benihnya merupakan bantuan pemerintah, sedangkan 40 persen benihnya merupakan swadaya petani," ujarnya.
Menurut dia kondisi tanaman padi di musim tanam kedua relatif baik, meskipun ada yang diserang hama namun serangannya relatif kecil.
"Dengan tersedianya sarana pascapanen baik melalui UPJA maupun swadaya petani mempercepat dan mengefisienkan panen secara serempak untuk selanjutnya mempersiapkan musim tanam (MT) tiga dengan komoditas sebagian palawija mulai dari kacang hijau, jagung dan kedelai dan padi untuk areal sawah dengan jaringan irigasi," ujarnya.
"Hasil panen tanaman padi sebelumnya, tingkat provitasnya hanya berkisar 6-6,7 ton per hektare," kata Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Arin Nikmah di Kudus, Jumat.
Ia mencatat luas tanam tanaman pad pada musim tanam (MT) kedua bulan Februari-Mei 2021 seluas 12.660 hektare dengan luas panen di bulan Mei-Juni 2021 seluas 4.019 hektare.
Provitasnya pada bulan itu, kata dia, berkisar 6 hingga 6,7 ton per hektarenya. Sedangkan harganya saat itu cenderung turun antara Rp3.200 hingga Rp3.700 gabah kering panen (GKP).
Sementara pada bulan Juli 2021 dengan potensi panen seluas 3.995 dengan perkembangan harga GKP meningkat menjadi Rp3.800 hingga Rp4.200 GKP dengan provitas rataan 6,3 hingga 8,6 ton per hektare.
Sebagian besar tanaman padi yang ditanam pada MT kedua ini, merupakan bantuan benih padi dampak perubahan iklim (DPI) banjir pada bulan Januari - Februari 2021 seluas 3.411 hektare dari Direktorat Jenderal Tanaman Kementerian Pertanian dengan varietas inpari 32.
"Kami perkirakan ada sekitar 60 persen tanaman padi petani yang benihnya merupakan bantuan pemerintah, sedangkan 40 persen benihnya merupakan swadaya petani," ujarnya.
Menurut dia kondisi tanaman padi di musim tanam kedua relatif baik, meskipun ada yang diserang hama namun serangannya relatif kecil.
"Dengan tersedianya sarana pascapanen baik melalui UPJA maupun swadaya petani mempercepat dan mengefisienkan panen secara serempak untuk selanjutnya mempersiapkan musim tanam (MT) tiga dengan komoditas sebagian palawija mulai dari kacang hijau, jagung dan kedelai dan padi untuk areal sawah dengan jaringan irigasi," ujarnya.