Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyatakan percaya dengan protokol kesehatan yang diterapkan tuan rumah Jepang dalam menggelar Olimpiade Tokyo kendati sempat muncul klaster virus corona di sebuah hotel tempat kontingen menginap.
Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono mengatakan panitia penyelenggara (TOCOG) telah mengantisipasi berbagai kemungkinan guna memastikan keamanan seluruh kontingen yang datang. Lagi pula, seluruh atlet tidak akan ditempatkan di hotel di luar Kampung Atlet demi meminimalisir penularan virus.
“Semua cabang olahraga akan tinggal di dalam Kampung Atlet karena kami tidak mau mengambil risiko dengan tinggal di hotel-hotel dekat venue hanya karena faktor kedekatan,” kata Ferry saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
“Lagi pula semua poskonya ada di Kampung Atlet, ada dokter yang sudah kami persiapkan setiap harinya. Jadi semua cabang olahraga yang akan berangkat ke venue pertandingan dari situ titik keberangkatannya,” tambahnya.
Ferry mengatakan para atlet, ofisial, tim Chef de Mission, dokter, ahli fisioterapi dan masseur akan tinggal terpusat di Kampung Atlet. Fasilitas di sana pun sudah cukup lengkap, yakni klinik, tempat latihan dan ruang makan.
Baca juga: Atlet yang terpapar COVID-19 tidak akan diberangkatkan ke Olimpiade
Baca juga: Target Indonesia di Olimpiade Tokyo bukan lagi medali, tapi peringkat
Protokol yang ditetapkan juga ketat. Sesuai dengan aturan TOCOG, selama di Kampung Atlet, seluruh kontingen diwajibkan melakukan tes saliva setiap hari, membatasi interaksi dengan atlet dari negara lain, serta tidak makan di tempat umum dan latihan di tempat latihan selama tiga hari pertama.
“Jadi nanti jadwal latihannya harus pakai skedul,” ujar Ferry.
Sementara itu, tim pendukung lain, termasuk Ketua Umum KOI nantinya akan tinggal di hotel di dekat Kampung Atlet. Hotel tersebut, menurutnya, dijamin aman karena telah mendapat rekomendasi dari TOCOG serta mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan TOCOG dan pemerintah Kota Tokyo.
Para atlet, pelatih dan ofisial dari cabang olahraga panahan, menembak, renang, dan angkat besi saat ini sudah dikarantina di salah satu hotel di Jakarta sebelum keberangkatan mereka ke Jepang pada 17 Juli mendatang. Sementara itu, cabang selancar tetap berada di Bali, dan dayung di Pengalengan.
Kontingen Indonesia juga menjalani tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut sebagai syarat wajib yang harus dilakukan tim Merah Putih jelang keberangkatan mereka menuju Olimpiade Tokyo.
Baca juga: Kontingen Indonesia Olimpiade jalani tes swab PCR jelang ke Tokyo
Baca juga: Jelang Olimpiade, angkat besi dan surfing jalani karantina terpisah
Baca juga: Atlet Olimpiade tetap latihan di pelatnas selama karantina
Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono mengatakan panitia penyelenggara (TOCOG) telah mengantisipasi berbagai kemungkinan guna memastikan keamanan seluruh kontingen yang datang. Lagi pula, seluruh atlet tidak akan ditempatkan di hotel di luar Kampung Atlet demi meminimalisir penularan virus.
“Semua cabang olahraga akan tinggal di dalam Kampung Atlet karena kami tidak mau mengambil risiko dengan tinggal di hotel-hotel dekat venue hanya karena faktor kedekatan,” kata Ferry saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
“Lagi pula semua poskonya ada di Kampung Atlet, ada dokter yang sudah kami persiapkan setiap harinya. Jadi semua cabang olahraga yang akan berangkat ke venue pertandingan dari situ titik keberangkatannya,” tambahnya.
Ferry mengatakan para atlet, ofisial, tim Chef de Mission, dokter, ahli fisioterapi dan masseur akan tinggal terpusat di Kampung Atlet. Fasilitas di sana pun sudah cukup lengkap, yakni klinik, tempat latihan dan ruang makan.
Baca juga: Atlet yang terpapar COVID-19 tidak akan diberangkatkan ke Olimpiade
Baca juga: Target Indonesia di Olimpiade Tokyo bukan lagi medali, tapi peringkat
Protokol yang ditetapkan juga ketat. Sesuai dengan aturan TOCOG, selama di Kampung Atlet, seluruh kontingen diwajibkan melakukan tes saliva setiap hari, membatasi interaksi dengan atlet dari negara lain, serta tidak makan di tempat umum dan latihan di tempat latihan selama tiga hari pertama.
“Jadi nanti jadwal latihannya harus pakai skedul,” ujar Ferry.
Sementara itu, tim pendukung lain, termasuk Ketua Umum KOI nantinya akan tinggal di hotel di dekat Kampung Atlet. Hotel tersebut, menurutnya, dijamin aman karena telah mendapat rekomendasi dari TOCOG serta mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan TOCOG dan pemerintah Kota Tokyo.
Para atlet, pelatih dan ofisial dari cabang olahraga panahan, menembak, renang, dan angkat besi saat ini sudah dikarantina di salah satu hotel di Jakarta sebelum keberangkatan mereka ke Jepang pada 17 Juli mendatang. Sementara itu, cabang selancar tetap berada di Bali, dan dayung di Pengalengan.
Kontingen Indonesia juga menjalani tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut sebagai syarat wajib yang harus dilakukan tim Merah Putih jelang keberangkatan mereka menuju Olimpiade Tokyo.
Baca juga: Kontingen Indonesia Olimpiade jalani tes swab PCR jelang ke Tokyo
Baca juga: Jelang Olimpiade, angkat besi dan surfing jalani karantina terpisah
Baca juga: Atlet Olimpiade tetap latihan di pelatnas selama karantina