Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), rebound dari penurunan sehari sebelumnya dan mencatat pekan terbaiknya dalam tujuh pekan terakhir, didukung oleh dolar yang lebih lemah dan kekhawatiran bahwa penyebaran varian Delta dari virus corona dapat memperlambat pemulihan ekonomi global.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bangkit 10,40 dolar AS atau 0,58 persen menjadi ditutup pada 1.810,60 dolar AS per ounce. Emas terangkat 1,53 persen dalam sepekan, kenaikan pekan ketiga berturut-turut dan kenaikan paling tajam sejak pekan yang berakhir 21 Mei.

Sehari sebelumnya, Kamis (8/7/2021), emas berjangka melemah 1,9 dolar AS atau 0,11 persen menjadi 1.800,20 dolar AS per ounce, setelah bertambah 7,90 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.802,10 dolar AS pada Rabu (7/7/2021), dan melonjak 10,9 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.794,20 dolar AS pada Selasa (6/7/2021).

“Kami terus memiliki masalah-masalah dengan varian Delta. Itu mungkin sangat memperlambat kemajuan ekonomi, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi tentu saja di seluruh dunia,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.



“Ketika investor yakin bahwa Federal Reserve AS memang menargetkan lapangan pekerjaan penuh dan tidak terlalu khawatir tentang inflasi yang bergerak di atas target untuk suatu periode, kita bisa melihat pergerakan emas di atas 1.850 dolar pada akhir tahun," ujarnya.

Emas, lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik dan juga kenaikan inflasi, menarik pembeli karena kekurangan vaksinasi dan varian virus corona yang sangat menular mendorong pembatasan baru, terutama di Asia Tenggara.

Dolar yang lebih lemah terhadap mata uang utama saingannya juga menambah kilau emas dengan membuatnya lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Tetapi membatasi kenaikan emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik dari level terendah lebih dari empat bulan, diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk menahan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Di pasar fisik, permintaan emas di India dan China melambat pekan ini, diredam oleh kenaikan suku bunga domestik.

Sementara itu, regulator Inggris mengatakan bank yang melakukan kliring perdagangan emas di pusat utama London dapat mengajukan pengecualian dari aturan modal yang lebih ketat yang akan berakhir pada Januari, menghilangkan apa yang dikatakan beberapa orang sebagai ancaman terhadap fungsi pasar.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 24,7 sen atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 26,234 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober melonjak 21,2 dolar AS atau 1,97 persen, menjadi ditutup pada 1.095,70 dolar AS per ounce.*
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024