Solo (ANTARA) - Penurunan harga sejumlah komoditas pascalebaran 2021 memicu deflasi Kota Solo pada bulan Juni, yakni sebesar 0,22 persen dengan indeks harga konsumen 105,61.
"Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Kamis.
Ia mengatakan tekanan inflasi Juni mengalami penurunan dibandingkan dengan Mei 2021 di mana Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,84.
Pihaknya mencatat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau turun sebesar 1,08 persen, kelompok transportasi turun 0,42 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,18 persen, serta kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya yang mengalami penurunan sebesar 0,14 persen.
Dari sisi komoditas, dikatakannya, salah satu bahan makanan yang mengalami penurunan indeks harga sebesar minus 0,14 persen, cabai merah minus 0,06 persen, cabai rawit minus 0,04 persen, dan bawang putih minus 0,02 persen.
Meski demikian, dikatakannya, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, salah satunya kelompok penyediaan makanan, minuman atau restoran yang naik sebesar 0,30 persen. Sedangkan untuk kelompok pendidikan relatif stabil.
Dengan angka deflasi kali ini, dikatakannya, laju inflasi tahun kalender, yaitu periode Januari-Juli 2021 sebesar 0,96 persen, sedangkan laju inflasi secara "year on year" (yoy) atau dari periode Juni 2021 terhadap Juni 2020 sebesar 1,72 persen.
Sementara itu, pada bulan yang sama Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,17 persen. Dengan demikian, secara tahun kalender untuk inflasi di Jawa Tengah sebesar 0,51 persen dan yoy sebesar 1,25 persen.
Sedangkan untuk nasional deflasi tercatat 0,16 persen, selanjutnya untuk inflasi tahun kalender di angka 0,51 persen dan yoy sebesar 1,33 persen.
"Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Kamis.
Ia mengatakan tekanan inflasi Juni mengalami penurunan dibandingkan dengan Mei 2021 di mana Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,84.
Pihaknya mencatat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau turun sebesar 1,08 persen, kelompok transportasi turun 0,42 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,18 persen, serta kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya yang mengalami penurunan sebesar 0,14 persen.
Dari sisi komoditas, dikatakannya, salah satu bahan makanan yang mengalami penurunan indeks harga sebesar minus 0,14 persen, cabai merah minus 0,06 persen, cabai rawit minus 0,04 persen, dan bawang putih minus 0,02 persen.
Meski demikian, dikatakannya, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, salah satunya kelompok penyediaan makanan, minuman atau restoran yang naik sebesar 0,30 persen. Sedangkan untuk kelompok pendidikan relatif stabil.
Dengan angka deflasi kali ini, dikatakannya, laju inflasi tahun kalender, yaitu periode Januari-Juli 2021 sebesar 0,96 persen, sedangkan laju inflasi secara "year on year" (yoy) atau dari periode Juni 2021 terhadap Juni 2020 sebesar 1,72 persen.
Sementara itu, pada bulan yang sama Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,17 persen. Dengan demikian, secara tahun kalender untuk inflasi di Jawa Tengah sebesar 0,51 persen dan yoy sebesar 1,25 persen.
Sedangkan untuk nasional deflasi tercatat 0,16 persen, selanjutnya untuk inflasi tahun kalender di angka 0,51 persen dan yoy sebesar 1,33 persen.