Solo (ANTARA) - Perusahaan asuransi jiwa Mandiri Inhealth berupaya meningkatkan pelayanan berbasis digital di tengah pandemi COVID-19 untuk memudahkan komunikasi pelanggan dan fasilitas kesehatan yang menjadi rekanan perusahaan tersebut, yaitu dengan membuka Mandiri Inhealth Contact Center (MICC).
"Dengan kehadiran ini ada beberapa yang jadi pertimbangan kami, yakni peningkatan layanan untuk peserta dan rumah sakit rekanan kami terutama kaitannya dalam menyikapi pandemi ini," kata Direktur Utama Mandiri Inhealth Budi Tampubolon di sela peresmian MICC kedua di Solo, Jumat.
Ia mengatakan Solo dianggap tepat untuk membuka pelayanan tersebut karena didukung kelengkapan infrastruktur listrik dan jaringan komunikasi. Selain itu, Solo juga didukung tingginya penambahan jumlah manusia karena banyaknya perguruan tinggi.
Ia mengatakan pelayanan tersebut juga bisa menerima klaim dan mengeluarkan surat jaminan secara digital. Terkait hal itu, pihaknya sudah menerapkannya di dua rumah sakit rekanan di Jakarta.
"Nanti kami akan menambah rumah sakit, kalau sudah berhasil maka akan diterapkan di seluruh rumah sakit yang jadi rekanan. Dengan penerapan ini maka dokumen tidak perlu pindah tangan beberapa kali," katanya.
Ia mengatakan layanan tersebut juga bagian dari peningkatan kualitas layanan dan juga pengembangan bisnis yang menjadi komitmen Mandiri Inhealth dalam mendukung upaya pemerintah menuju tercapainya "Universal Health Coverage".
Pihaknya mencatat sampai dengan akhir April 2021 ada lebih dari 1.591 badan usaha, baik BUMN maupun badan usaha swasta dan lebih dari 1,7 juta peserta yang sudah memperoleh perlindungan produk asuransi kesehatan dan jiwa dari Mandiri Inhealth.
"Kalau untuk peserta di Jawa Tengah dan DIY sekitar 80.000 orang," katanya.
Sementara itu, Komisaris Utama Mandiri Inhealth Yusak Labanta Silalahi berharap pengembangan bisnis akan membawa harapan baru bagi peserta.
"Harapannya ini bisa membawa dampak positif bagi Mandiri Inhealth untuk melayani pesertanya. Selain itu, harapannya layanan MICC ini mampu menjawab tantangan dan memberikan yang terbaik bagi peserta dan mitra bisnisnya," katanya.
"Dengan kehadiran ini ada beberapa yang jadi pertimbangan kami, yakni peningkatan layanan untuk peserta dan rumah sakit rekanan kami terutama kaitannya dalam menyikapi pandemi ini," kata Direktur Utama Mandiri Inhealth Budi Tampubolon di sela peresmian MICC kedua di Solo, Jumat.
Ia mengatakan Solo dianggap tepat untuk membuka pelayanan tersebut karena didukung kelengkapan infrastruktur listrik dan jaringan komunikasi. Selain itu, Solo juga didukung tingginya penambahan jumlah manusia karena banyaknya perguruan tinggi.
Ia mengatakan pelayanan tersebut juga bisa menerima klaim dan mengeluarkan surat jaminan secara digital. Terkait hal itu, pihaknya sudah menerapkannya di dua rumah sakit rekanan di Jakarta.
"Nanti kami akan menambah rumah sakit, kalau sudah berhasil maka akan diterapkan di seluruh rumah sakit yang jadi rekanan. Dengan penerapan ini maka dokumen tidak perlu pindah tangan beberapa kali," katanya.
Ia mengatakan layanan tersebut juga bagian dari peningkatan kualitas layanan dan juga pengembangan bisnis yang menjadi komitmen Mandiri Inhealth dalam mendukung upaya pemerintah menuju tercapainya "Universal Health Coverage".
Pihaknya mencatat sampai dengan akhir April 2021 ada lebih dari 1.591 badan usaha, baik BUMN maupun badan usaha swasta dan lebih dari 1,7 juta peserta yang sudah memperoleh perlindungan produk asuransi kesehatan dan jiwa dari Mandiri Inhealth.
"Kalau untuk peserta di Jawa Tengah dan DIY sekitar 80.000 orang," katanya.
Sementara itu, Komisaris Utama Mandiri Inhealth Yusak Labanta Silalahi berharap pengembangan bisnis akan membawa harapan baru bagi peserta.
"Harapannya ini bisa membawa dampak positif bagi Mandiri Inhealth untuk melayani pesertanya. Selain itu, harapannya layanan MICC ini mampu menjawab tantangan dan memberikan yang terbaik bagi peserta dan mitra bisnisnya," katanya.