Magelang (ANTARA) - Usaha kerajinan kayu di sentra kerajinan Desa Pucang, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai bergeliat seiring meningkatnya permintaan di tengah pandemi COVID-19. 

Seorang pengrajin Ikhsanudin di Magelang, Senin, mengatakan dibanding tahun lalu, kini permintaan hasil produksinya sedikit meningkat.

"Kalau tahun lalu benar-benar sepi, tetapi tahun ini sudah mulai ada peningkatan permintaan," kata Ikhsanudin yang memasarkan hasil produksinya secara daring (online) ini.

Ia menyebutkan pada tahun pertama masa pandemi, dirinya hanya mampu mengirim sekitar lima paket per hari, namun sekarang sudah ada peningkatan hingga 20 paket per hari.

"Permintaan bukan hanya dari Jawa, melainkan juga ada dari Papua, Batam, dan Aceh. Bahkan sebelum pandemi juga ada permintaan dari Malaysia, tetapi sekarang belum ada permintaan lagi," katanya.

Menurut dia sebelum pandemi produk kerajinan yang ramai permintaan adalah barang-barang souvenir untuk acara resepsi, tetapi saat ini yang lagi ramai barang-barang seperti pengaduk madu dan sendok madu dari kayu serta sedotan dari bambu.

Ia menuturkan hasil produk kerajinannya dibanderol dengan harga dari Rp1.250 per biji hingga belasan ribu rupiah per biji tergantung jenisnya.   

Pengrajian yang lain Ahmad Soim juga menyampaikan hal yang sama bahwa hasil kerajinannya saat ini sudah mulai laku meskipun dalam jumlah kecil.

"Kalau tahun lalu hanya berjalan sekitar 5 persen, sekarang sudah berjalan 15 persen. Permintaan kebanyakan dari daerah tujuan wisata," katanya.

Ia menyebutkan saat ini sudah ada permintaan dari beberapa pedagang di Yogyakarta, sedangkan permintaan dari Bali belum ada.

"Beberapa produk kerajinan yang sudah ada permintaan saat ini, antara lain pipa rokok, gantungan kunci, centong, solet, dan irus. Permintaan masih dalam jumlah kecil," katanya.
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024