Solo (ANTARA) - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) budi daya ikan cupang meminta dukungan Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah untuk mengembangkan usahanya, termasuk agar bisa ekspor.
"Sejauh ini sudah ada atensi langsung dari Mas Wali (Wali Kota Surakarta, red.), salah satunya kami akan menyelenggarakan 'Event Piala Wali Kota Contest Surakarta'," kata Ketua Penyelenggara Endra Sumantri Christo dari Komunitas Pecinta Cupang Lintas Genetik (Paculgeni) di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan untuk penyelenggaraan festival tersebut akan dilaksanakan pada 11-13 Juni di Atrium Solo Paragon Mal.
Ia berharap, dengan adanya penyelengaraan festival berhadiah total Rp65 juta tersebut, pelaku usaha ikan cupang mulai dari petani hingga penjual bisa disatukan melalui peguyuban.
"Selama ini kan mereka melakukan penjualan sendiri-sendiri, bahkan ada yang sudah ekspor tetapi juga masih secara mandiri, jadi kurang koordinasi. Dengan adanya dukungan Pemkot Surakarta dan nantinya dibuat paguyuban diharapkan bisa lebih baik dari sisi bisnis," katanya.
Ia mengakui rencana untuk mewadahi para pelaku budi daya ikan cupang tersebut tidak lepas dari maraknya bisnis tersebut sejak awal pandemi COVID-19.
"Era pandemi ini bonus karena siklus (bisnis ikan cupang, red.) lagi naik. Bahkan ke depan bisa berpotensi untuk berkontribusi dalam ekonomi karena permintaannya banyak," katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pelaku bisnis ikan cupang mulai dari petani hingga penjual di Soloraya cukup banyak, yaitu mencapai 300-an orang. Bahkan, saat ini ikan cupang terus mengalami kenaikan harga karena tingginya permintaan di pasaran.
"Ada yang harganya sampai puluhan juta, tetapi kami belum bisa mendata perputaran uang secara keseluruhan dari bisnis ikan cupang ini karena kan pedagang masih berjalan sendiri-sendiri. Ada yang dalam satu bulan bisa menjual hingga 1.000 ekor, ada yang menjual hingga 3.000 ekor," katanya.
Festival yang diselenggarakan oleh Paculgeni tersebut akan dimeriahkan oleh 2.500 peserta. Para peserta ini tidak didatangkan secara langsung melainkan hanya ikannya saja yang difestivalkan, baik secara daring maupun langsung.
"Jadi nanti ada 'handler' yang mewakili para peserta ini, satu 'handler' bisa membawa ikan dari beberapa peserta," kata pemilik usaha Seraphim Betta ini.
Pada kesempatan yang sama, salah satu panitia yang juga pelaku budi daya ikan cupang dengan nama usaha Sewelas Betta, Giri Notolegowo, berharap kegiatan tersebut bisa mengangkat komunitas ikan hias, termasuk ikan cupang.
"Ini bisa jadi percontohan karena banyak usaha ikan di Solo dan banyak potensi petani lokal yang luar biasa di Solo. Dengan terwadahinya pelaku budi daya ikan cupang dan dukungan penuh dari pemerintah daerah harapannya usaha kecil ini bisa terus terangkat bukan hanya dari sisi penjualan tetapi juga petaninya bahkan penyedia pakannya," katanya.
"Sejauh ini sudah ada atensi langsung dari Mas Wali (Wali Kota Surakarta, red.), salah satunya kami akan menyelenggarakan 'Event Piala Wali Kota Contest Surakarta'," kata Ketua Penyelenggara Endra Sumantri Christo dari Komunitas Pecinta Cupang Lintas Genetik (Paculgeni) di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan untuk penyelenggaraan festival tersebut akan dilaksanakan pada 11-13 Juni di Atrium Solo Paragon Mal.
Ia berharap, dengan adanya penyelengaraan festival berhadiah total Rp65 juta tersebut, pelaku usaha ikan cupang mulai dari petani hingga penjual bisa disatukan melalui peguyuban.
"Selama ini kan mereka melakukan penjualan sendiri-sendiri, bahkan ada yang sudah ekspor tetapi juga masih secara mandiri, jadi kurang koordinasi. Dengan adanya dukungan Pemkot Surakarta dan nantinya dibuat paguyuban diharapkan bisa lebih baik dari sisi bisnis," katanya.
Ia mengakui rencana untuk mewadahi para pelaku budi daya ikan cupang tersebut tidak lepas dari maraknya bisnis tersebut sejak awal pandemi COVID-19.
"Era pandemi ini bonus karena siklus (bisnis ikan cupang, red.) lagi naik. Bahkan ke depan bisa berpotensi untuk berkontribusi dalam ekonomi karena permintaannya banyak," katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pelaku bisnis ikan cupang mulai dari petani hingga penjual di Soloraya cukup banyak, yaitu mencapai 300-an orang. Bahkan, saat ini ikan cupang terus mengalami kenaikan harga karena tingginya permintaan di pasaran.
"Ada yang harganya sampai puluhan juta, tetapi kami belum bisa mendata perputaran uang secara keseluruhan dari bisnis ikan cupang ini karena kan pedagang masih berjalan sendiri-sendiri. Ada yang dalam satu bulan bisa menjual hingga 1.000 ekor, ada yang menjual hingga 3.000 ekor," katanya.
Festival yang diselenggarakan oleh Paculgeni tersebut akan dimeriahkan oleh 2.500 peserta. Para peserta ini tidak didatangkan secara langsung melainkan hanya ikannya saja yang difestivalkan, baik secara daring maupun langsung.
"Jadi nanti ada 'handler' yang mewakili para peserta ini, satu 'handler' bisa membawa ikan dari beberapa peserta," kata pemilik usaha Seraphim Betta ini.
Pada kesempatan yang sama, salah satu panitia yang juga pelaku budi daya ikan cupang dengan nama usaha Sewelas Betta, Giri Notolegowo, berharap kegiatan tersebut bisa mengangkat komunitas ikan hias, termasuk ikan cupang.
"Ini bisa jadi percontohan karena banyak usaha ikan di Solo dan banyak potensi petani lokal yang luar biasa di Solo. Dengan terwadahinya pelaku budi daya ikan cupang dan dukungan penuh dari pemerintah daerah harapannya usaha kecil ini bisa terus terangkat bukan hanya dari sisi penjualan tetapi juga petaninya bahkan penyedia pakannya," katanya.