Cilacap (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengecek penanganan terhadap pasien COVID-19 varian baru dari India yang saat sekarang sedang menjalani perawatan di RSUD Cilacap, Jawa Tengah.
"Sore ini saya berkunjung ke Cilacap khususnya untuk meninjau penanganan dan pelayanan terhadap kasus COVID-19 yang sudah dipastikan itu adalah COVID-19 varian baru yang versi India, yaitu B1617.2. Angka 2 itu menunjukkan bahwa variannya sudah terjadi persilangan," katanya di Cilacap, Jumat.
Menteri mengatakan hal itu kepada wartawan usai melakukan koordinasi lapangan di RSUD Cilacap khususnya yang berkaitan dengan penanganan terhadap anak buah kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama diketahui positif COVID-19 saat bongkar muatan gula rafinasi dari India di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.
Baca juga: Bupati: Kasus COVID-19 pada awak kapal asing di Cilacap varian baru
Menurut dia, berdasarkan penjelasan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Cilacap, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap, Direktur RSUD Cilacap, Kapolres, Dandim, dan Bupati Cilacap, dapat disimpulkan bahwa penanganannya sudah sangat baik.
"Mudah-mudahan varian baru yang kemarin sempat mendarat di Cilacap bisa segera kita atasi," katanya.
Menteri Muhadjir mengatakan seluruh pasien yang positif juga sudah dalam proses penyembuhan dan di dalam pelacakan kasusnya (tracing) melibatkan lebih dari 700 sasaran.
Dari 700 sasaran itu, kata dia, yang dianggap positif sekitar 9 persen (lebih kurang 50 orang, red.), sedangkan anak buah kapal yang meninggal satu orang karena yang bersangkutan ketika datang sudah dalam kondisi parah dan komorbid, sedangkan yang lain semuanya dalam kondisi sehat.
Baca juga: Pemkab Cilacap pusatkan isolasi 33 tenaga kesehatan positif COVID-19
"Saya atas nama pemerintah pusat dan sekaligus menyampaikan salam dari Bapak Presiden, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap dan seluruh jajaran yang telah dengan sigap dan sangat profesional untuk segera meng-cover varian baru yang tanpa sengaja masuk lewat Cilacap ini. Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan baik dan betul-betul tidak terjadi penularan COVID-19 varian baru dari India itu di sini," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi mengatakan berdasarkan data, jumlah pasien yang benar-benar terpapar COVID-19 varian India baru (B1617) sebanyak 13 orang warga negara Filipina yang merupakan anak buah kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama tersebut.
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes RI.
"Yang lain, ini kan masih diduga terpapar oleh ABK (anak buah kapal) tadi. Hasilnya kan belum keluar, mudah-mudahan minggu ini," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan pelacakan kasus (tracing) terhadap lebih dari 700 orang di antaranya dari RSUD Cilacap sebanyak 451 orang, Puskesmas lebih kurang 89 orang, KKP sebanyak 91 orang, dan beberapa pihak lainnya.
Dari jumlah tersebut, kata dia, terdapat sekitar 66 orang yang positif, yakni 52 tenaga kesehatan yang diduga tertular langsung dari ABK dan sekitar 12 orang anggota keluarga dari tenaga kesehatan.
"Berdasarkan data, yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 23 orang, yang baru sekali dinyatakan negatif dan masih menunggu satu kali pemeriksaan lagi ada 11 orang, terus yang masih aktif (positif, red.) 18 orang. Jadi angkanya untuk tenaga kesehatan yang diduga tertular langsung dari ABK sebanyak 52 orang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah awak kapal yang masih menjalani perawatan di RSUD Cilacap sebanyak enam orang, sedangkan yang sudah sembuh berada di hotel dalam proses pemulangan ke negara asalnya.
Baca juga: Kondisi 13 awak kapal asing positif COVID-19 di Cilacap mulai membaik
"Sore ini saya berkunjung ke Cilacap khususnya untuk meninjau penanganan dan pelayanan terhadap kasus COVID-19 yang sudah dipastikan itu adalah COVID-19 varian baru yang versi India, yaitu B1617.2. Angka 2 itu menunjukkan bahwa variannya sudah terjadi persilangan," katanya di Cilacap, Jumat.
Menteri mengatakan hal itu kepada wartawan usai melakukan koordinasi lapangan di RSUD Cilacap khususnya yang berkaitan dengan penanganan terhadap anak buah kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama diketahui positif COVID-19 saat bongkar muatan gula rafinasi dari India di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.
Baca juga: Bupati: Kasus COVID-19 pada awak kapal asing di Cilacap varian baru
Menurut dia, berdasarkan penjelasan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Cilacap, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap, Direktur RSUD Cilacap, Kapolres, Dandim, dan Bupati Cilacap, dapat disimpulkan bahwa penanganannya sudah sangat baik.
"Mudah-mudahan varian baru yang kemarin sempat mendarat di Cilacap bisa segera kita atasi," katanya.
Menteri Muhadjir mengatakan seluruh pasien yang positif juga sudah dalam proses penyembuhan dan di dalam pelacakan kasusnya (tracing) melibatkan lebih dari 700 sasaran.
Dari 700 sasaran itu, kata dia, yang dianggap positif sekitar 9 persen (lebih kurang 50 orang, red.), sedangkan anak buah kapal yang meninggal satu orang karena yang bersangkutan ketika datang sudah dalam kondisi parah dan komorbid, sedangkan yang lain semuanya dalam kondisi sehat.
Baca juga: Pemkab Cilacap pusatkan isolasi 33 tenaga kesehatan positif COVID-19
"Saya atas nama pemerintah pusat dan sekaligus menyampaikan salam dari Bapak Presiden, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap dan seluruh jajaran yang telah dengan sigap dan sangat profesional untuk segera meng-cover varian baru yang tanpa sengaja masuk lewat Cilacap ini. Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan baik dan betul-betul tidak terjadi penularan COVID-19 varian baru dari India itu di sini," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi mengatakan berdasarkan data, jumlah pasien yang benar-benar terpapar COVID-19 varian India baru (B1617) sebanyak 13 orang warga negara Filipina yang merupakan anak buah kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama tersebut.
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes RI.
"Yang lain, ini kan masih diduga terpapar oleh ABK (anak buah kapal) tadi. Hasilnya kan belum keluar, mudah-mudahan minggu ini," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan pelacakan kasus (tracing) terhadap lebih dari 700 orang di antaranya dari RSUD Cilacap sebanyak 451 orang, Puskesmas lebih kurang 89 orang, KKP sebanyak 91 orang, dan beberapa pihak lainnya.
Dari jumlah tersebut, kata dia, terdapat sekitar 66 orang yang positif, yakni 52 tenaga kesehatan yang diduga tertular langsung dari ABK dan sekitar 12 orang anggota keluarga dari tenaga kesehatan.
"Berdasarkan data, yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 23 orang, yang baru sekali dinyatakan negatif dan masih menunggu satu kali pemeriksaan lagi ada 11 orang, terus yang masih aktif (positif, red.) 18 orang. Jadi angkanya untuk tenaga kesehatan yang diduga tertular langsung dari ABK sebanyak 52 orang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah awak kapal yang masih menjalani perawatan di RSUD Cilacap sebanyak enam orang, sedangkan yang sudah sembuh berada di hotel dalam proses pemulangan ke negara asalnya.
Baca juga: Kondisi 13 awak kapal asing positif COVID-19 di Cilacap mulai membaik