Semarang (ANTARA) - Perusahaan teknologi Gojek mengakui usaha kuliner rumahan dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama pada menu dessert dan rice bowl semakin populer dan diprediksi menjadi primadona di tahun 2021.
Hal tersebut disampaikan Vice President Corporate Affairs Regional Gojek Michael Reza Say pada acara Ngobrol Santuy Bareng Gojek di Semarang, Kamis.
Ikut hadir dalam kesempatan tersebut Regional Manager Corporate Affairs Gojek Jateng DIY Guntur Arbiansyah.
Michael Reza Say mengatakan saat awal pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ada dampak yang dirasakan Gojek karena adanya perubahan perilaku customer seperti berkurangnya mobilitas di luar rumah dan hal tersebut menuntut perubahan strategi untuk menjaga keberlangsungan bisnis.
Perubahan strategis, lanjut Michael, menjadikan meningkatnya jumlah mitra merchant Gofood dari yang sebelumnya hanya 500 TIBU menjadi 900 RIBU (sekitar 96 persen adalah UMKM) pada 2020.
"Tahun lalu bisnis UMKM sangat signifikan menjaga keberlangsungan bisnis Gojek. GTV keseluruhan nilai transaksi yang masuk melalui platform Gojek tumbuh 10 persen. GTV mencapai Rp170 triliun pada 2020," kata Michael.
Sementara untuk mitra Goride dan Gocar pada tahun 2020 sebanyak 2 juta atau meningkat dari yang sebelumnya berkisar di 1,9 juta dan jumlah tersebut bertahan karena tidak ada penerimaan mitra baru.
Michael menjelaskan keberlangsungan bisnis Gojek tersebut didukung oleh baiknya komunikasi terkait protokol kesehatan, sehingga memberikan keyakinan dan kenyamanan bagi customer saat memesan Gofood, Goride, Gocar, maupun merchant yang lain.
Terkait dengan kuliner rumahan yang masih menjadi primadona, Regional Manager Corporate Affairs Gojek Jateng DIY Guntur Arbiansyah menjelaskan menu ayam baik itu ayam goreng, ayam bakar, ayam geprek, dan lainnya menjadi juara di tahun 2020.
"Di Kota Semarang, diperkirakan menu ayam akan tetap menjadi juara bertahan di tahun 2021, setelah itu disusul menu mi level, menu dessert, dan rice bowl," kata Guntur.
Guntur menyebutkan dari beragam menu kuliner tersebut, menunjukkan tren positif karena semakin banyak dikuasai brand lokal sehingga semakin memajukan UMKM yang ada. ***
Hal tersebut disampaikan Vice President Corporate Affairs Regional Gojek Michael Reza Say pada acara Ngobrol Santuy Bareng Gojek di Semarang, Kamis.
Ikut hadir dalam kesempatan tersebut Regional Manager Corporate Affairs Gojek Jateng DIY Guntur Arbiansyah.
Michael Reza Say mengatakan saat awal pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ada dampak yang dirasakan Gojek karena adanya perubahan perilaku customer seperti berkurangnya mobilitas di luar rumah dan hal tersebut menuntut perubahan strategi untuk menjaga keberlangsungan bisnis.
Perubahan strategis, lanjut Michael, menjadikan meningkatnya jumlah mitra merchant Gofood dari yang sebelumnya hanya 500 TIBU menjadi 900 RIBU (sekitar 96 persen adalah UMKM) pada 2020.
"Tahun lalu bisnis UMKM sangat signifikan menjaga keberlangsungan bisnis Gojek. GTV keseluruhan nilai transaksi yang masuk melalui platform Gojek tumbuh 10 persen. GTV mencapai Rp170 triliun pada 2020," kata Michael.
Sementara untuk mitra Goride dan Gocar pada tahun 2020 sebanyak 2 juta atau meningkat dari yang sebelumnya berkisar di 1,9 juta dan jumlah tersebut bertahan karena tidak ada penerimaan mitra baru.
Michael menjelaskan keberlangsungan bisnis Gojek tersebut didukung oleh baiknya komunikasi terkait protokol kesehatan, sehingga memberikan keyakinan dan kenyamanan bagi customer saat memesan Gofood, Goride, Gocar, maupun merchant yang lain.
Terkait dengan kuliner rumahan yang masih menjadi primadona, Regional Manager Corporate Affairs Gojek Jateng DIY Guntur Arbiansyah menjelaskan menu ayam baik itu ayam goreng, ayam bakar, ayam geprek, dan lainnya menjadi juara di tahun 2020.
"Di Kota Semarang, diperkirakan menu ayam akan tetap menjadi juara bertahan di tahun 2021, setelah itu disusul menu mi level, menu dessert, dan rice bowl," kata Guntur.
Guntur menyebutkan dari beragam menu kuliner tersebut, menunjukkan tren positif karena semakin banyak dikuasai brand lokal sehingga semakin memajukan UMKM yang ada. ***