Semarang (ANTARA) -
"Kami terus mendorong pelaksanaan vaksinasi. Untuk vaksinasi tahap satu, termin kedua ini, Jateng sudah mendapat jatah vaksin sebanyak 248.600 vial dan lengkap dengan peralatannya. Sasarannya untuk 122.617 tenaga kesehatan di 32 kabupaten/kota," kata Ganjar, usai memimpin Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan vaksin yang baru saja datang itu sudah didistribusikan ke 32 kabupaten/kota di Jateng dan semua serentak melakukan vaksinasi pada Senin (25/1) ini, kecuali Kabupaten Wonogiri yang meminta pelaksanaan vaksinasi pada Selasa (26/1).
"Sudah dilaksanakan (vaksinasi tenaga kesehatan), saya sudah mendapat laporan foto-foto pelaksanaan vaksinasinya," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar juga meminta sejumlah fasilitas kesehatan bersikap proaktif terkait dengan upaya percepatan vaksinasi COVID-19 bagi tenaga kesehatan.
"Setiap fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit diminta proaktif dan bertanggung jawab pada program vaksinasi terhadap tenaga kesehatannya masing-masing," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan progres pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama dengan sasaran penerima tenaga kesehatan di Jateng mencapai 54,6 persen.
"Terkait progres vaksinasi termin pertama tahap satu, untuk 32.973 tenaga kesehatan hingga kini telah mencapai 54,6 persen. Data per 24 Januari menunjukkan, 19.790 orang telah mendapat suntik vaksin," ujarnya.
Targetnya, lanjut dia, pada 11 Februari 2021 semua vaksinasi tenaga kesehatan sudah selesai sehingga bisa dilanjutkan untuk vaksinasi golongan kedua, yakni pelayan publik sebanyak 2,3 juta orang.
Yulianto menjelaskan jika nanti ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar, maka pihaknya akan mengupayakan agar bisa masuk dalam vaksinasi tahap pertama ini, namun jika tidak bisa, maka tetap akan diikutkan pada gelombang selanjutnya.
"Kemungkinan ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar, contohnya mahasiswa kedokteran yang masih belajar, entah itu koas, calon bidan, calon perawat dan lainnya. Mereka belum semua terdaftar, sehingga akan kami usulkan dan mudah-mudahan bisa dilakukan vaksinasi tahap pertama ini," katanya.
Gubernur Ganjar Pranowo menargetkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada para tenaga kesehatan Provinsi Jawa Tengah dapat selesai pada pertengahan Februari 2021.
"Kami terus mendorong pelaksanaan vaksinasi. Untuk vaksinasi tahap satu, termin kedua ini, Jateng sudah mendapat jatah vaksin sebanyak 248.600 vial dan lengkap dengan peralatannya. Sasarannya untuk 122.617 tenaga kesehatan di 32 kabupaten/kota," kata Ganjar, usai memimpin Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan vaksin yang baru saja datang itu sudah didistribusikan ke 32 kabupaten/kota di Jateng dan semua serentak melakukan vaksinasi pada Senin (25/1) ini, kecuali Kabupaten Wonogiri yang meminta pelaksanaan vaksinasi pada Selasa (26/1).
"Sudah dilaksanakan (vaksinasi tenaga kesehatan), saya sudah mendapat laporan foto-foto pelaksanaan vaksinasinya," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar juga meminta sejumlah fasilitas kesehatan bersikap proaktif terkait dengan upaya percepatan vaksinasi COVID-19 bagi tenaga kesehatan.
"Setiap fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit diminta proaktif dan bertanggung jawab pada program vaksinasi terhadap tenaga kesehatannya masing-masing," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan progres pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama dengan sasaran penerima tenaga kesehatan di Jateng mencapai 54,6 persen.
"Terkait progres vaksinasi termin pertama tahap satu, untuk 32.973 tenaga kesehatan hingga kini telah mencapai 54,6 persen. Data per 24 Januari menunjukkan, 19.790 orang telah mendapat suntik vaksin," ujarnya.
Targetnya, lanjut dia, pada 11 Februari 2021 semua vaksinasi tenaga kesehatan sudah selesai sehingga bisa dilanjutkan untuk vaksinasi golongan kedua, yakni pelayan publik sebanyak 2,3 juta orang.
Yulianto menjelaskan jika nanti ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar, maka pihaknya akan mengupayakan agar bisa masuk dalam vaksinasi tahap pertama ini, namun jika tidak bisa, maka tetap akan diikutkan pada gelombang selanjutnya.
"Kemungkinan ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar, contohnya mahasiswa kedokteran yang masih belajar, entah itu koas, calon bidan, calon perawat dan lainnya. Mereka belum semua terdaftar, sehingga akan kami usulkan dan mudah-mudahan bisa dilakukan vaksinasi tahap pertama ini," katanya.