Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah memastikan berkomitmen menjaga kelestarian dan kesinambungan pasokan air baku sumber Tuk Pecah sebagai mata air utama penyediaan dan pelayanan air minum bagi masyarakat setempat.
"Kita juga pastikan bahwa Pemkot Magelang akan meneruskan program konservasi air melalui replikasi pembuatan sumur resapan air hujan ini ke depan, serta mencari alternatif sumber air minum dan konservasi air hujan untuk keberlanjutan penyediaan air minum," ujar Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Magelang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu saat penandatanganan naskah hibah sumur resapan, antara Pemkot Magelang dengan USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene-Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS), di Ruang Pangripta Bappeda Kota Magelang. Sumur resapan ini terpasang di 21 lokasi di Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara.
Ia menjelaskan pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat setempat saat ini mengandalkan pasokan dari mata air atau air tanah, sedangkan sebagian besar sumber air berada di luar Kota Magelang.
Dari enam mata air yang menjadi sumber pasokan air minum di Kota Magelang, lima di antaranya di wilayah Kabupaten Magelang dan hanya satu mata air, yakni Tuk Pecah, di wilayah kota itu.
Windarti menunjukkan data hasil Kajian Kerentanan Mata Air (KKMA) oleh USAID IUWASH-PLUS didapat fakta bahwa debit semua mata air yang menjadi sumber pasokan air minum warga Kota Magelang mengalami penurunan disebabkan semakin berkurangnya daerah imbuhan mata air atau tangkapan air.
Berdasarkan KKMA Tuk Pecah, sumber mata air yang memiliki luas sekitar 10.349,21 hektare tersebut, terus mengalami penurunan debit air.
Jika dibandingkan dengan debit pada 2005, didapat fakta bahwa debit mata air Tuk Pecah pada 2019 telah mengalami penurunan 30,14 hingga 125,86 liter per detik, atau mengalami penurunan 8-16 liter per tahun.
Ia mengatakan pembangunan sumur resapan senilai total Rp48 juta itu, tindak lanjut kerja sama Pemkot Magelang dan USAID IUWASH-PLUS untuk meningkatkan akses air minum bagi masyarakat setempat.
Selain itu, kata dia dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, aksi nyata hasil KKMA untuk mengonservasi sumber air Tuk Pecah sebagai satu-satunya mata air yang berada di Kota Magelang.
Penandatanganan naskah hibah dilaksanakan bersamaan dengan Penutupan Lokakarya Program Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Melaksanakan Rencana Aksi KKMA Melalui Sumur Resapan di Ruang Pangripta Bappeda Kota Magelang, Jumat.
Kegiatan tersebut, antara lain dihadiri Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina, Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu, perwakilan USAID IUWASH-PLUS, perwakilan Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS), dan beberapa pejabat Pemkot Magelang.
Perwakilan USAID IUWASH-PLUS, Alifah Lestari, menjelaskan bahwa tidak mudah pihaknya melaksanakan seluruh rangkaian program implementasi peningkatan akses air minum dan sanitasi serta perbaikan perilaku higiene masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Namun, pihaknya bersyukur karena dukungan warga, khususnya RW07 Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, telah melancarkan pelaksanaan program tersebut.
Pihaknya juga mengenalkan konsep perilaku utama untuk pencegahan penularan COVID-19, yaitu 3M plus 2M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun, serta penyehatan lingkungan untuk semua dengan cara peningkatan akses air minum dan sanitasi.
"3M ini tidak cukup sehingga harus ditambahkan dengan 2M, yaitu mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan, sehingga dengan demikian kita akan terus berpartisipasi dalam pencegahan penularan COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
"Kita juga pastikan bahwa Pemkot Magelang akan meneruskan program konservasi air melalui replikasi pembuatan sumur resapan air hujan ini ke depan, serta mencari alternatif sumber air minum dan konservasi air hujan untuk keberlanjutan penyediaan air minum," ujar Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Magelang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu saat penandatanganan naskah hibah sumur resapan, antara Pemkot Magelang dengan USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene-Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS), di Ruang Pangripta Bappeda Kota Magelang. Sumur resapan ini terpasang di 21 lokasi di Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara.
Ia menjelaskan pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat setempat saat ini mengandalkan pasokan dari mata air atau air tanah, sedangkan sebagian besar sumber air berada di luar Kota Magelang.
Dari enam mata air yang menjadi sumber pasokan air minum di Kota Magelang, lima di antaranya di wilayah Kabupaten Magelang dan hanya satu mata air, yakni Tuk Pecah, di wilayah kota itu.
Windarti menunjukkan data hasil Kajian Kerentanan Mata Air (KKMA) oleh USAID IUWASH-PLUS didapat fakta bahwa debit semua mata air yang menjadi sumber pasokan air minum warga Kota Magelang mengalami penurunan disebabkan semakin berkurangnya daerah imbuhan mata air atau tangkapan air.
Berdasarkan KKMA Tuk Pecah, sumber mata air yang memiliki luas sekitar 10.349,21 hektare tersebut, terus mengalami penurunan debit air.
Jika dibandingkan dengan debit pada 2005, didapat fakta bahwa debit mata air Tuk Pecah pada 2019 telah mengalami penurunan 30,14 hingga 125,86 liter per detik, atau mengalami penurunan 8-16 liter per tahun.
Ia mengatakan pembangunan sumur resapan senilai total Rp48 juta itu, tindak lanjut kerja sama Pemkot Magelang dan USAID IUWASH-PLUS untuk meningkatkan akses air minum bagi masyarakat setempat.
Selain itu, kata dia dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, aksi nyata hasil KKMA untuk mengonservasi sumber air Tuk Pecah sebagai satu-satunya mata air yang berada di Kota Magelang.
Penandatanganan naskah hibah dilaksanakan bersamaan dengan Penutupan Lokakarya Program Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Melaksanakan Rencana Aksi KKMA Melalui Sumur Resapan di Ruang Pangripta Bappeda Kota Magelang, Jumat.
Kegiatan tersebut, antara lain dihadiri Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina, Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu, perwakilan USAID IUWASH-PLUS, perwakilan Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS), dan beberapa pejabat Pemkot Magelang.
Perwakilan USAID IUWASH-PLUS, Alifah Lestari, menjelaskan bahwa tidak mudah pihaknya melaksanakan seluruh rangkaian program implementasi peningkatan akses air minum dan sanitasi serta perbaikan perilaku higiene masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Namun, pihaknya bersyukur karena dukungan warga, khususnya RW07 Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, telah melancarkan pelaksanaan program tersebut.
Pihaknya juga mengenalkan konsep perilaku utama untuk pencegahan penularan COVID-19, yaitu 3M plus 2M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun, serta penyehatan lingkungan untuk semua dengan cara peningkatan akses air minum dan sanitasi.
"3M ini tidak cukup sehingga harus ditambahkan dengan 2M, yaitu mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan, sehingga dengan demikian kita akan terus berpartisipasi dalam pencegahan penularan COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari," katanya.