Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali berharap masyarakat mendukung pelaksanaan vaksinasi dengan menyiapkan diri untuk divaksin sehingga menekan angka penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
"Kami berharap masyarakat Boyolali untuk mendukung bersama-sama mendapatkan vaksin, sehingga COVID-19 cepat pergi dari muka bumi," kata Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Rabu.
Ratri mengatakan vaksinasi akan membuat masyarakat Boyolali mendapatkan kekebalan kelompok atau komunitas sehingga angka penularan COVID-19 terus menurun.
"Untuk mendapatkan kekebalan komunitas itu, minimal sekitar 70 persen masyarakatnya, harus sudah mempunyai kekebalan dari virus corona," kata Ratri.
Menurut dia, kekebalan bisa didapatkan dengan dua cara, yakni pertama secara alamiah harus terinfeksi COVID-19 lebih dahulu baru muncul kekebalan. Kedua kekebalan buatan dengan cara vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi COViD-19 tersebut, kata dia, program untuk mempercepat proses berhentinya penularan COVID-19, sehingga harus diciptakan kekebalan kelompok minimal sekitar 70 persen.
Baca juga: Presiden Jokowi jalani vaksinasi COVID-19 pertama di Indonesia
Selain itu, lanjut dia, salah satu upaya lain, pemerintah untuk menekan angka penularan COVID-19, dengan mengurangi pergerakan masyarakat. Virus ini, bergerak karena adanya orang-orang yang saling menularkan. Sehingga, jika masyarakat pergerakannya dihentikan dahulu maka diharapkan penularan juga tidak akan terjadi.
Hal tersebut, kata dia, salah satunya dengan kebijakan dilaksanakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 11 hingga 25 Januari mendatang.
"Dengan dilaksanakan PPKM ini, alhamdulillah, di RSUD Boyolali, kini jumlah pasien juga mulai berkurang atau tidak sepenuh sebelumnya. Untuk pasien COVID-19 di RSUD Pandanarang Boyolali, kini tinggal sebanyak 50 orang di ruang Brotowali 1, dan 16 orang di ruang Brotowali 2 dari kapasitas total 127 pasien," katanya.
Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Boyolali menyebutkan droping vaksin COVID-19 untuk wilayahnya, masuk gelombang kedua, atau diperkirakan datang minimal pada minggu kedua Januari hingga Februari 2021.
Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, kegiatan vaksinasi khusus di Boyolali sebenarnya minggu ketiga Januari 2021 ini, tetapi terkendala droping dari pusat, ternyata yang datang vaksin jenis Sinovac di Indonesia baru 1,3 juta dosis.
Vaksin gelombang pertama ini, diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memang angka kejadian COVID-19 tinggi. Untuk Jateng, antara lain diprioritaskan empat kabupaten dan kota yang kasusnya tinggi. Sedangkan, wilayah Boyolali tidak termasuk empat prioritas tersebut.
Menurut dokter Ratri empat kabupaten dan kota di Jateng tersebut yang menjadi prioritas pertama droping vaksin, yakni Kota Solo, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Banyumas.
Baca juga: Raffi Ahmad: Jangan takut divaksin COVID-19
Baca juga: Pastikan siap vaksinasi, Ganjar keliling faskes di Semarang
"Kami berharap masyarakat Boyolali untuk mendukung bersama-sama mendapatkan vaksin, sehingga COVID-19 cepat pergi dari muka bumi," kata Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Rabu.
Ratri mengatakan vaksinasi akan membuat masyarakat Boyolali mendapatkan kekebalan kelompok atau komunitas sehingga angka penularan COVID-19 terus menurun.
"Untuk mendapatkan kekebalan komunitas itu, minimal sekitar 70 persen masyarakatnya, harus sudah mempunyai kekebalan dari virus corona," kata Ratri.
Menurut dia, kekebalan bisa didapatkan dengan dua cara, yakni pertama secara alamiah harus terinfeksi COVID-19 lebih dahulu baru muncul kekebalan. Kedua kekebalan buatan dengan cara vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi COViD-19 tersebut, kata dia, program untuk mempercepat proses berhentinya penularan COVID-19, sehingga harus diciptakan kekebalan kelompok minimal sekitar 70 persen.
Baca juga: Presiden Jokowi jalani vaksinasi COVID-19 pertama di Indonesia
Selain itu, lanjut dia, salah satu upaya lain, pemerintah untuk menekan angka penularan COVID-19, dengan mengurangi pergerakan masyarakat. Virus ini, bergerak karena adanya orang-orang yang saling menularkan. Sehingga, jika masyarakat pergerakannya dihentikan dahulu maka diharapkan penularan juga tidak akan terjadi.
Hal tersebut, kata dia, salah satunya dengan kebijakan dilaksanakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 11 hingga 25 Januari mendatang.
"Dengan dilaksanakan PPKM ini, alhamdulillah, di RSUD Boyolali, kini jumlah pasien juga mulai berkurang atau tidak sepenuh sebelumnya. Untuk pasien COVID-19 di RSUD Pandanarang Boyolali, kini tinggal sebanyak 50 orang di ruang Brotowali 1, dan 16 orang di ruang Brotowali 2 dari kapasitas total 127 pasien," katanya.
Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Boyolali menyebutkan droping vaksin COVID-19 untuk wilayahnya, masuk gelombang kedua, atau diperkirakan datang minimal pada minggu kedua Januari hingga Februari 2021.
Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, kegiatan vaksinasi khusus di Boyolali sebenarnya minggu ketiga Januari 2021 ini, tetapi terkendala droping dari pusat, ternyata yang datang vaksin jenis Sinovac di Indonesia baru 1,3 juta dosis.
Vaksin gelombang pertama ini, diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memang angka kejadian COVID-19 tinggi. Untuk Jateng, antara lain diprioritaskan empat kabupaten dan kota yang kasusnya tinggi. Sedangkan, wilayah Boyolali tidak termasuk empat prioritas tersebut.
Menurut dokter Ratri empat kabupaten dan kota di Jateng tersebut yang menjadi prioritas pertama droping vaksin, yakni Kota Solo, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Banyumas.
Baca juga: Raffi Ahmad: Jangan takut divaksin COVID-19
Baca juga: Pastikan siap vaksinasi, Ganjar keliling faskes di Semarang