Banjarnegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2021 akan terus memperkuat program desa tangguh bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah itu.

"Salah satu program prioritas pada tahun 2021 adalah memperkuat desa tangguh bencana untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana," kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis.

Dia menjelaskan pihaknya menargetkan akan lebih banyak lagi desa di wilayah itu yang terbentuk sebagai desa tangguh bencana.

Menurut data dari BPBD Banjarnegara hingga bulan November tahun 2020 telah terbentuk sebanyak 59 desa tangguh bencana yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di wilayah setempat.

Program tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka menengah Pemkab Banjarnegara, yang menargetkan akan membentuk sebanyak 195 desa tangguh bencana.

Bupati mengatakan, meskipun hingga saat ini baru terbentuk 59 desa dari target total 195 desa tangguh bencana, namun pihaknya berharap ke depan target tersebut akan segera dapat terpenuhi.

"Hal ini sangat penting mengingat sejumlah wilayah di Banjarnegara rawan bencana tanah longsor. Pembentukan desa tangguh bencana merupakan langkah yang sangat tepat untuk mendukung upaya mitigasi bencana berbasis masyarakat," katanya.

Pemkab Banjarnegara, kata dia, menilai perlunya memperkuat program yang melibatkan masyarakat terutama yang tinggal di lokasi rawan tanah longsor agar dapat ikut berperan aktif dalam upaya mitigasi.

"Program desa tangguh bencana dilatarbelakangi kenyataan bahwa wilayah Kabupaten Banjarnegara rawan terjadi berbagai jenis bencana alam terutama tanah longsor. Dengan demikian diharapkan kesiapsiagaan masyarakat akan dapat terus ditumbuhkan," katanya.

Bupati juga meminta warga di wilayah ini untuk mewaspadai dampak hujan lebat yang menurut BMKG berpotensi terjadi di wilayah setempat hingga tiga hari ke depan.

"Waspadai potensi hujan lebat karena dikhawatirkan bisa memicu bencana longsor, angin kencang maupun banjir," katanya.

Dia mengatakan masyarakat perlu tetap waspada dan siaga saat turun hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama karena dikhawatirkan dapat memicu bencana tanah longsor.

"Khususnya bagi mereka yang tinggal di area lereng atau perbukitan kami imbau untuk selalu waspada saat hujan deras dalam waktu yang lama, segera lapor pada perangkat desa jika menemukan adanya retakan atau rekahan tanah," katanya.

Dia menjelaskan bahwa rekahan tanah merupakan salah satu tanda terjadinya longsor sehingga perlu segera ditindaklanjuti sebagai upaya mitigasi atau pengurangan dampak risiko bencana.

"Apabila terjadi tanda-tanda tanah longsor seperti adanya pohon yang miring, adanya rekahan tanah dan adanya air yang mengalir dari tebing dan berwarna keruh maka perlu waspada dan segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024