Temanggung (ANTARA) - Pondok Pesantren Ridho Allah, Kauman, Desa Kaloran, Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung melakukan gerakan menanam pohon pada musim hujan ini.
Koodinator Pertanian Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung Andy Yoes Nugroho, di Temanggung, Rabu, mengatakan ratusan santri terlibat penanaman pohon pada musim hujan ini karena waktu yang tepat untuk menanam pohon.
"Banyak lahan di Kecamatan Kaloran yang perlu ditanami pohon. Para petani yang membutuhkan bibit dan mau menanam kita dorong gerakan pembibitan saat musim kemarau dan menanam di musim hujan," katanya di sela aksi tanam di Dusun Bugen, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.
Menurut dia lebih dari 1.000 tanaman buah-buahan, antara lain durian, alpukat, kelengkeng, sirsak, kedondong, dan tanaman herbal kelor.
Ia menargetkan 5.000 bibit bisa ditanam di wilayah Kecamatan Kaloran hingga Maret 2021.
Pada musim kemarau mendatang, katanya Odesa Temanggung akan fokus menambah jumlah bibit dengan target 15.000 bibit buah yang akan ditanam pada bulan Oktober-November 2021.
Ia menyampaikan sejak tahun 2019, Odesa Temanggung sudah menggerakkan masyarakat menanam 2.000 pohon kelor dan pada tahun 2021 akan menambah 5.000 bibit kelor.
"Bibit buah dan kelor itu satu paket sebagai model gerakan agroforestry yang tujuannya selain menghasilkan gizi juga mencegah erosi," katanya.
Pelaksana Lapangan Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung Miftahul Huda mengatakan selama ini masyarakat tidak mau menanam pohon karena tidak adanya bibit.
Ketika Yayasan Odesa memiliki pembibitan, katanya banyak sekali petani yang tergerak menanam pohon.
Bahkan para petani rela mengeluarkan uang untuk membeli bibit.
"Ada yang membeli 2 pohon, ada yang membeli 10 pohon, bahkan ada lebih 100 pohon," katanya.
enurut Huda para petani sangat antusias menanam karena mereka memang sudah lama menunggu bibit. Selama ini untuk membeli bibit lokasinya sangat jauh, padahal yang dibutuhkan jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Ketika mereka bisa membeli beberapa bibit dengan uang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu mereka langsung belanja," katanya.
Ia menyampaikan pentingnya gerakan pembibìtan di setiap desa karena akan menjadi pendorong paling ampuh dalam menggerakkan petani menanam pohon.
Koodinator Pertanian Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung Andy Yoes Nugroho, di Temanggung, Rabu, mengatakan ratusan santri terlibat penanaman pohon pada musim hujan ini karena waktu yang tepat untuk menanam pohon.
"Banyak lahan di Kecamatan Kaloran yang perlu ditanami pohon. Para petani yang membutuhkan bibit dan mau menanam kita dorong gerakan pembibitan saat musim kemarau dan menanam di musim hujan," katanya di sela aksi tanam di Dusun Bugen, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.
Menurut dia lebih dari 1.000 tanaman buah-buahan, antara lain durian, alpukat, kelengkeng, sirsak, kedondong, dan tanaman herbal kelor.
Ia menargetkan 5.000 bibit bisa ditanam di wilayah Kecamatan Kaloran hingga Maret 2021.
Pada musim kemarau mendatang, katanya Odesa Temanggung akan fokus menambah jumlah bibit dengan target 15.000 bibit buah yang akan ditanam pada bulan Oktober-November 2021.
Ia menyampaikan sejak tahun 2019, Odesa Temanggung sudah menggerakkan masyarakat menanam 2.000 pohon kelor dan pada tahun 2021 akan menambah 5.000 bibit kelor.
"Bibit buah dan kelor itu satu paket sebagai model gerakan agroforestry yang tujuannya selain menghasilkan gizi juga mencegah erosi," katanya.
Pelaksana Lapangan Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung Miftahul Huda mengatakan selama ini masyarakat tidak mau menanam pohon karena tidak adanya bibit.
Ketika Yayasan Odesa memiliki pembibitan, katanya banyak sekali petani yang tergerak menanam pohon.
Bahkan para petani rela mengeluarkan uang untuk membeli bibit.
"Ada yang membeli 2 pohon, ada yang membeli 10 pohon, bahkan ada lebih 100 pohon," katanya.
enurut Huda para petani sangat antusias menanam karena mereka memang sudah lama menunggu bibit. Selama ini untuk membeli bibit lokasinya sangat jauh, padahal yang dibutuhkan jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Ketika mereka bisa membeli beberapa bibit dengan uang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu mereka langsung belanja," katanya.
Ia menyampaikan pentingnya gerakan pembibìtan di setiap desa karena akan menjadi pendorong paling ampuh dalam menggerakkan petani menanam pohon.