Sragen (ANTARA) - PT PLN (Persero) menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di ruas Tol Surabaya-Jakarta sebagai upaya menyiapkan sarana pendukung untuk pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai.
"SPKLU di ruas Tol Surabaya-Jakarta yang merupakan hasil kolaborasi antara PLN dan Jasa Marga," kata Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Bob Saril di sela peresmian SPKLU di Rest Area KM 519 A Sragen, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan selain di lokasi tersebut, ada tiga SPKLU yang juga diresmikan di lokasi lain yaitu SPKLU Rest Area KM 207 A Palikanci, SPKLU Rest Area KM 379 Batang, dan SPKLU Rest Area KM 519 B Sragen. Sebelumnya, kata dia, sudah ada 16 SPKLU yang sudah dibangun PLN dan sudah aktif beroperasi.
"Di antaranya ada di Jakarta, Bandung, Jawa Timur, dan Semarang. Selain itu, perusahaan swasta juga sudah membangun di 14 lokasi lain di beberapa daerah di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan peresmian SPKLU tersebut menjadi bagian dari komitmen PLN untuk mendukung implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"PLN ingin memberikan kenyamanan warga pengguna Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan SPKLU," katanya.
Selain itu, dikatakannya, Program KBLBB tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM.
Sementara itu Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengapresiasi pengadaan SPKLU tersebut.
"Ke depan orang harus mencintai mobil listrik sebagai suatu kenyamanan, salah satunya bisa mengecas (mengisi baterai) di mana-mana, SPKLU ini jadi langkah tepat. Kalau seandainya biaya pengadaan ini Rp200 juta, kita pasang dulu di kantor-kantor yang banyak orangnya, seperti gubernuran dan DPR," katanya.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan mendorong prioritas industri mobil atau motor berbasis baterai, di antaranya di Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal.
"KIT Batang seluas hampir 4.000 hektar dan KIK di tahap pertama ini seluas 1.000 ha dan kedua akan dibangun lagi seluas 1.000 hektare. Kalau ini bisa diprioritaskan maka bisa jadi prioritas untuk industri mobil atau motor berbasis baterai," katanya.
"SPKLU di ruas Tol Surabaya-Jakarta yang merupakan hasil kolaborasi antara PLN dan Jasa Marga," kata Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Bob Saril di sela peresmian SPKLU di Rest Area KM 519 A Sragen, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan selain di lokasi tersebut, ada tiga SPKLU yang juga diresmikan di lokasi lain yaitu SPKLU Rest Area KM 207 A Palikanci, SPKLU Rest Area KM 379 Batang, dan SPKLU Rest Area KM 519 B Sragen. Sebelumnya, kata dia, sudah ada 16 SPKLU yang sudah dibangun PLN dan sudah aktif beroperasi.
"Di antaranya ada di Jakarta, Bandung, Jawa Timur, dan Semarang. Selain itu, perusahaan swasta juga sudah membangun di 14 lokasi lain di beberapa daerah di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan peresmian SPKLU tersebut menjadi bagian dari komitmen PLN untuk mendukung implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"PLN ingin memberikan kenyamanan warga pengguna Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan SPKLU," katanya.
Selain itu, dikatakannya, Program KBLBB tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM.
Sementara itu Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengapresiasi pengadaan SPKLU tersebut.
"Ke depan orang harus mencintai mobil listrik sebagai suatu kenyamanan, salah satunya bisa mengecas (mengisi baterai) di mana-mana, SPKLU ini jadi langkah tepat. Kalau seandainya biaya pengadaan ini Rp200 juta, kita pasang dulu di kantor-kantor yang banyak orangnya, seperti gubernuran dan DPR," katanya.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan mendorong prioritas industri mobil atau motor berbasis baterai, di antaranya di Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal.
"KIT Batang seluas hampir 4.000 hektar dan KIK di tahap pertama ini seluas 1.000 ha dan kedua akan dibangun lagi seluas 1.000 hektare. Kalau ini bisa diprioritaskan maka bisa jadi prioritas untuk industri mobil atau motor berbasis baterai," katanya.