Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di ibu kota Provinsi Jawa Timur, hampir penuh pasien terpapar virus corona jenis baru itu.
"Makanya saya sampaikan kepada warga untuk sementara kalau tidak terpaksa tidak ke luar kota dulu," kata dia di Surabaya, Minggu.
Dia menjelaskan saat ini sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hampir penuh, bahkan ada pula yang sudah penuh pasien yang rata-rata terpapar virus usai bepergian dari luar kota.
"RS Husada Utama itu kurang lebih masih 100 (tempat tidur), kemudian RSUD Shoewandi penuh. Di beberapa rumah sakit lain kapasitasnya sekitar 10-20 persen," katanya.
Meski ruang isolasi di Asrama Haji kapasitasnya kosong, Wali Kota Risma menyatakan belum berani menggunakan bagi pasien dengan gejala terpapar virus.
Saat ini, semua warga yang terpapar COVID-19 disertai gejala langsung dirujuk ke rumah sakit.
"Asrama Haji sebetulnya masih kosong tapi kita tidak berani meskipun itu dia ada gejala-gejala. Sekarang ini semua kita rujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Namun begitu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu, menyatakan bakal berdiskusi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mendapatkan masukan-masukan terkait dengan pemanfaatan Asrama Haji bagi pasien COVID-19 disertai gejala.
"Saya coba mungkin akan berdiskusi dengan IDI untuk bagaimana kami bisa dibantu 'backup' Asrama Haji sehingga kalau gejalanya ringan itu mungkin bisa di Asrama Haji," katanya.
Risma berharap, warga kembali meningkatkan disiplin protokol kesehatan sebab pihaknya tidak ingin ada lagi warga Surabaya yang terpapar hingga harus dirawat di rumah sakit.
"Saya ingatkan lagi, bukan hanya agar tidak liburan (ke luar kota, red.) tapi kalau setelah pulang kerja (dari luar kota, red.) dia lama di sana bisa langsung 'swab' (usap)," katanya.
"Makanya saya sampaikan kepada warga untuk sementara kalau tidak terpaksa tidak ke luar kota dulu," kata dia di Surabaya, Minggu.
Dia menjelaskan saat ini sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hampir penuh, bahkan ada pula yang sudah penuh pasien yang rata-rata terpapar virus usai bepergian dari luar kota.
"RS Husada Utama itu kurang lebih masih 100 (tempat tidur), kemudian RSUD Shoewandi penuh. Di beberapa rumah sakit lain kapasitasnya sekitar 10-20 persen," katanya.
Meski ruang isolasi di Asrama Haji kapasitasnya kosong, Wali Kota Risma menyatakan belum berani menggunakan bagi pasien dengan gejala terpapar virus.
Saat ini, semua warga yang terpapar COVID-19 disertai gejala langsung dirujuk ke rumah sakit.
"Asrama Haji sebetulnya masih kosong tapi kita tidak berani meskipun itu dia ada gejala-gejala. Sekarang ini semua kita rujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Namun begitu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu, menyatakan bakal berdiskusi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mendapatkan masukan-masukan terkait dengan pemanfaatan Asrama Haji bagi pasien COVID-19 disertai gejala.
"Saya coba mungkin akan berdiskusi dengan IDI untuk bagaimana kami bisa dibantu 'backup' Asrama Haji sehingga kalau gejalanya ringan itu mungkin bisa di Asrama Haji," katanya.
Risma berharap, warga kembali meningkatkan disiplin protokol kesehatan sebab pihaknya tidak ingin ada lagi warga Surabaya yang terpapar hingga harus dirawat di rumah sakit.
"Saya ingatkan lagi, bukan hanya agar tidak liburan (ke luar kota, red.) tapi kalau setelah pulang kerja (dari luar kota, red.) dia lama di sana bisa langsung 'swab' (usap)," katanya.