Magelang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi potensi banjir lahar menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Misalnya nanti ada material-material yang berpotensi mengakibatkan banjir lahar, kita tinggal membuka rencana kontingensi tersebut menjadi rencana operasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Senin.
"Sampai sekarang Merapi belum mengeluarkan material, oleh karena itu sampai saat ini tidak ada potensi banjir lahar," ia menambahkan.
Ia mengimbau warga memantau informasi mengenai aktivitas Merapi dari instansi terkait seperti Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan BPBD.
BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi siaga karena hasil pemantauan menunjukkan aktivitas vulkanik gunung berapi itu bisa berlanjut ke letusan yang dampaknya membahayakan warga.
"Misalnya nanti ada material-material yang berpotensi mengakibatkan banjir lahar, kita tinggal membuka rencana kontingensi tersebut menjadi rencana operasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Senin.
"Sampai sekarang Merapi belum mengeluarkan material, oleh karena itu sampai saat ini tidak ada potensi banjir lahar," ia menambahkan.
Ia mengimbau warga memantau informasi mengenai aktivitas Merapi dari instansi terkait seperti Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan BPBD.
BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi siaga karena hasil pemantauan menunjukkan aktivitas vulkanik gunung berapi itu bisa berlanjut ke letusan yang dampaknya membahayakan warga.