Kudus (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah memberikan pelatihan gerakan senam untuk melawan penyakit virus corona jenis baru (COVID-19) terhadap santri maupun pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Kudus, Jateng, Sabtu.

Selain diberikan pelatihan gerakan senam yang nantinya bisa dipraktikkan dengan para santri, IDI juga memberikan pelatihan cara mencuci tangan yang benar, memakai masker yang benar serta memberikan pengetahuan soal asupan gizi yang seimbang agar tidak mudah terserang COVID-19.

"Lingkungan pondok pesantren perlu diberikan pemahaman, mulai dari hal-hal yang perlu menjadi kebiasaan baru di era pandemi, manfaat masker, gerakan senam untuk melawan COVID-19 hingga pemahaman soal asupan gizi seimbang," kata Kepala Bidang (Kabid) Humas IDI Jateng Dr dr Renni Yuniati SpKK yang juga menjadi pembicara dalam "Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Era Adaptasi Kebiasaan Baru" di aula Klinik Alfatah kompleks Ponpes Tahfidz Quran Yanbu Arwaniyah Kajeksan, Kota Kudus, Sabtu.

Ia mengingatkan kebiasaan baru tersebut harus menjadi kebiasaan seumur hidup karena memang menjadi bagian dari PHBS.

IDI juga menyiapkan lirik lagu dan selawat yang dipadu dengan anjuran protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.

Hal itu, lanjut dia, bertujuan untuk menyampaikan anjuran protokol kesehatan secara ramah bagi lingkungan pondok pesantren karena dipadu dengan selawatan.

Terkait dengan gerakan senam yang diajarkan, merupakan bagian dari olahraga ringan agar tubuh tidak mudah diserang virus corona, sedangkan informasi soal asupan gizi untuk meluruskan pemahaman kandungan gizi tahu dan tempe selama ini dominan dikonsumsi para santri.

Baca juga: IDI Wonosobo sebut pola hidup bersih dan sehat kunci cegah COVID-19

Padahal, lanjut dia, untuk melawan virus corona dibutuhkan asupan makanan yang mengandung protein yang cukup, sedangkan tempe memang mengandung protein, namun telur jauh lebih baik dan bisa diandalkan untuk pembentukan sel baru untuk melawan virus corona.

"Kandungan protein paling tinggi ada pada daging, namun harganya memang mahal. Setiap pekan minimal dua kali santri bisa diberikan menu ikan, terutama ikan hasil budi daya sendiri atau ikan laut dalam agar santri tidak mudah terserang virus," ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren, terutama di kamar santri yang biasanya satu kamar diisi hingga belasan orang.

Menurut dia, perlu ada kedisiplinan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga nantinya tidak ada lagi klaster penularan COVID-19 di lingkungan pondok pesantren.

Pembicara lainnya, Dr dr Heru Muryawan SpA K juga mengajak para pengasuh santri untuk mengajarkan santrinya tentang cara menerapkan protokol kesehatan.

Untuk memudahkan sosialisasi protokol kesehatan di kalangan santri, Heru yang juga Sekretaris IDI Jateng itu, membuat lirik lagu soal protokol kesehatan yang dipadu dengan selawatan.

"Harapannya, para santri mudah memahami protokol kesehatan yang perlu dibiasakan di era adaptasi kebiasaan baru," ujarnya.

Ia juga berkeinginan tidak ada lagi klaster penularan COVID-19 di lingkungan pondok pesantren, sehingga IDI juga siap memberikan pendampingan dengan membantu tata cara kehidupan baru. 

Baca juga: IDI Jateng mengajak ormas ikut galakkan PHBS
Baca juga: IDI Jateng promosikan protokol kesehatan adaptasi kehidupan baru
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024