Solo (ANTARA) - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang sehari-hari berjualan di kawasan luar Stadion Manahan Surakarta enggan mengambil tawaran pemerintah kota terkait relokasi.

"Kami lebih memilih untuk libur dulu sementara waktu, tetapi sebagian pedagang yang tergabung di paguyuban yang lain sepertinya menerima. Di sini kan ada dua paguyuban," kata Ketua Paguyuban PKL Manahan Koko Kuncoro di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Rencana relokasi tersebut menyusul dijadikannya Stadion Manahan sebagai salah satu lapangan untuk pertandingan Piala Dunia U-21 pada tahun 2021. Mengenai hal itu, para pedagang sepakat untuk meliburkan diri selama pelaksanaan piala dunia berlangsung.

Baca juga: Pemkot Surakarta segera sterilkan Stadion Manahan dari PKL

"Setelah piala dunia inginnya kembali ke sini lagi. Kalau tidak, ya nanti dipikirkan belakangan," katanya.

Ia mengatakan para pedagang enggan mengambil tawaran lokasi yang disediakan Pemkot Surakarta karena lokasinya jauh dan lebih sepi dibandingkan saat ini, salah satunya Pasar Jebres.

"Tempat itu kan sepi, itu kan kelurahan. Selain itu seumpama sini jualan, di sana terus ramai kan nggak enak dengan pedagang yang lain yang sudah lebih dulu di sana," katanya.

Sementara itu mengenai imbauan dari Pemkot Surakarta agar para pedagang meninggalkan lokasi berdagang per tanggal 1 Desember 2020, pihaknya juga keberatan. Pengurus paguyuban, kata dia, beberapa waktu lalu sudah mengirimkan surat permohonan kelonggaran waktu kepada Pemkot Surakarta.

"Harapannya paling tidak mulai Januari baru pindah, jadi lebih longgar waktunya," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi sudah menerima permohonan dari pedagang terkait pelonggaran waktu tersebut.

"Minggu depan kami rapatkan, nanti dipimpin Pak Sekda (Sekretaris Daerah Surakarta). Kan bukan hanya kami tetapi juga ada Dinas Pemuda dan Olahraga," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024