Bengaluru (ANTARA) - Pangeran William dari Inggris tertular COVID-19 pada April, bersamaan dengan ayahnya, Pangeran Charles, media Inggris melaporkan pada Minggu (1/11) malam dengan mengutip sumber-sumber Istana Kensington.
William, cucu Ratu Elizabeth dan ahli waris kedua tahta kerajaan Inggris, merahasiakan diagnosisnya karena ia tidak ingin membuat negara itu khawatir, lapor surat kabar The Sun.
"Ada hal-hal penting yang terjadi dan saya tidak ingin membuat siapa pun khawatir," kata William, yang dikutip oleh surat kabar itu ketika berbicara dengan seorang pengamat di suatu acara.
Ia dirawat oleh dokter istana dan mengikuti pedoman pemerintah dengan mengarantina diri di kediaman keluarga Anmer Hall, di Norfolk, kata surat kabar itu.
William menambahkan bahwa ia pada saat itu tetap beraktivitas, melakukan 14 pembicaraan telepon dan video selama April.
"William cukup parah terkena virus itu -benar-benar parah. Pada satu tahap, dia berjuang untuk bernapas, jadi jelas semua orang di sekitarnya sangat panik," kata seorang sumber kepada The Sun.
BBC juga mengonfirmasi berita dari beberapa sumber pada Minggu malam.
Namun, Istana Kensington dan kantor Pangeran William menolak berkomentar secara resmi kepada media tersebut.
Istana belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar pada Minggu malam.
Pihak kediaman ayah William, Pangeran Charles, mengatakan pada 25 Maret bahwa Charles dinyatakan positif mengidap virus corona.
Charles sang ahli waris tahta mengalami gejala ringan COVID-19 dan ia mengisolasi diri di kediamannya di Skotlandia selama tujuh hari.
Inggris, yang mengalami pukulan keras oleh wabah virus corona, sejauh ini melaporkan 46.717 kematian akibat COVID-19.
Jumlah tersebut merupakan mereka yang meninggal dalam 28 hari setelah dinyatakan positif mengidap corona.
Jumlah lebih luas menyangkut orang-orang yang meninggal, dengan COVID-19 dinyatakan pada sertifikat kematian mereka, adalah 58.925.
Sumber: Reuters
William, cucu Ratu Elizabeth dan ahli waris kedua tahta kerajaan Inggris, merahasiakan diagnosisnya karena ia tidak ingin membuat negara itu khawatir, lapor surat kabar The Sun.
"Ada hal-hal penting yang terjadi dan saya tidak ingin membuat siapa pun khawatir," kata William, yang dikutip oleh surat kabar itu ketika berbicara dengan seorang pengamat di suatu acara.
Ia dirawat oleh dokter istana dan mengikuti pedoman pemerintah dengan mengarantina diri di kediaman keluarga Anmer Hall, di Norfolk, kata surat kabar itu.
William menambahkan bahwa ia pada saat itu tetap beraktivitas, melakukan 14 pembicaraan telepon dan video selama April.
"William cukup parah terkena virus itu -benar-benar parah. Pada satu tahap, dia berjuang untuk bernapas, jadi jelas semua orang di sekitarnya sangat panik," kata seorang sumber kepada The Sun.
BBC juga mengonfirmasi berita dari beberapa sumber pada Minggu malam.
Namun, Istana Kensington dan kantor Pangeran William menolak berkomentar secara resmi kepada media tersebut.
Istana belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar pada Minggu malam.
Pihak kediaman ayah William, Pangeran Charles, mengatakan pada 25 Maret bahwa Charles dinyatakan positif mengidap virus corona.
Charles sang ahli waris tahta mengalami gejala ringan COVID-19 dan ia mengisolasi diri di kediamannya di Skotlandia selama tujuh hari.
Inggris, yang mengalami pukulan keras oleh wabah virus corona, sejauh ini melaporkan 46.717 kematian akibat COVID-19.
Jumlah tersebut merupakan mereka yang meninggal dalam 28 hari setelah dinyatakan positif mengidap corona.
Jumlah lebih luas menyangkut orang-orang yang meninggal, dengan COVID-19 dinyatakan pada sertifikat kematian mereka, adalah 58.925.
Sumber: Reuters