Solo (ANTARA) - Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Solo segera melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) sesuai arahan Pemerintah Kota Surakarta.
"Iya dimulai November (untuk beberapa SMP, red.). Nanti tanggal 2 November bapak ibu guru di-'swab' (tes usap) dulu, setelah itu baru muridnya yang mau sekolah itu nanti di-'swab' di sekolahan," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan untuk tahap pertama, tes usap akan dilakukan kepada 140 siswa dari SMPN 4 Surakarta, sedangkan untuk guru yang mengikuti tes usap sebanyak 65 orang.
"Selanjutnya ditunggu selama 14 hari, kalau nanti tidak ada perkembangan, karena DKK (Dinas Kesehatan Kota) minta untuk dua minggu, setelah dua minggu baru ganti orang terus di-'swab' lagi," katanya.
Ia mengatakan ada tiga sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan pembelajaraan tatap muka di Solo, yaitu SMPN 4 Surakarta, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta.
"Yang di-'swab' tiga sekolah ini. Kalau SMA biar provinsi. Nanti kalau tidak ada klaster artinya tidak ada yang terpapar anak-anak sekolah ini," katanya.
Menurut dia, nantinya pembelajaran tatap muka SMP di Solo belum bisa diterapkan 100 persen, namun dilakukan pembatasan, yaitu 50 persen daring dan 50 persen tatap muka.
Untuk PTM ini, dikatakannya, sementara baru diterapkan pada siswa kelas IX.
Kepala SMPN 4 Surakarta Sri Wuryanti mengatakan pihak sekolah sudah melakukan sosialisasi terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka kepada orang tua siswa.
"Kami juga sudah menyiapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) penanganan COVID-19 bagi siswa, termasuk penanganan kalau ada siswa yang panas dan batuk saat di kelas," katanya.
"Iya dimulai November (untuk beberapa SMP, red.). Nanti tanggal 2 November bapak ibu guru di-'swab' (tes usap) dulu, setelah itu baru muridnya yang mau sekolah itu nanti di-'swab' di sekolahan," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan untuk tahap pertama, tes usap akan dilakukan kepada 140 siswa dari SMPN 4 Surakarta, sedangkan untuk guru yang mengikuti tes usap sebanyak 65 orang.
"Selanjutnya ditunggu selama 14 hari, kalau nanti tidak ada perkembangan, karena DKK (Dinas Kesehatan Kota) minta untuk dua minggu, setelah dua minggu baru ganti orang terus di-'swab' lagi," katanya.
Ia mengatakan ada tiga sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan pembelajaraan tatap muka di Solo, yaitu SMPN 4 Surakarta, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta.
"Yang di-'swab' tiga sekolah ini. Kalau SMA biar provinsi. Nanti kalau tidak ada klaster artinya tidak ada yang terpapar anak-anak sekolah ini," katanya.
Menurut dia, nantinya pembelajaran tatap muka SMP di Solo belum bisa diterapkan 100 persen, namun dilakukan pembatasan, yaitu 50 persen daring dan 50 persen tatap muka.
Untuk PTM ini, dikatakannya, sementara baru diterapkan pada siswa kelas IX.
Kepala SMPN 4 Surakarta Sri Wuryanti mengatakan pihak sekolah sudah melakukan sosialisasi terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka kepada orang tua siswa.
"Kami juga sudah menyiapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) penanganan COVID-19 bagi siswa, termasuk penanganan kalau ada siswa yang panas dan batuk saat di kelas," katanya.