Semarang (ANTARA) - Produsen pembenihan padi di wilayah Kabupaten Boyolali yang sebelumnya menggunakan diesel beralih menggunakan listrik PLN untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya produksi.
Sucipto Sudali, selaku pemimpin pabrik yang bergerak di bidang pembenihan padi wilayah Kabupaten Boyolali mengaku setelah beralih dari diesel ke listrik PLN sejak Maret 2020, biaya produksi bisa ditekan hingga 50 persen.
"Sebelumnya biaya produksi dengan diesel sekitar Rp20 juta, setelah menggunakan listrik hemat sampai dengan setengahnya. Dengan menggunakan listrik untuk produksi, benih juga akan selalu ready stock setiap saat tanpa harus menunggu musim," kata Sucipto.
Sucipto mengaku tidak hanya efisiensi, dengan menjadi pelanggan PLN, harga benih yang dapat ditawarkan ke petani pun menjadi lebih terjangkau, sehingga berdampak pada perekonomian sekitar.
General Manager PLN UID Jawa Tengah & DI Yogyakarta Feby Joko Priharto menambahkan dedieselisasi merupakan salah satu komitmen PLN untuk memajukan usaha pertanian dengan menggunakan green energy.
"Sesuai dengan nilai transformasi PLN yaitu Green, PLN berkomitmen untuk berkontribusi dalam sektor pertanian dengan menyediakan energi yang efisien dan ramah lingkungan," kata Feby.
Pada tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus, ada sekitar 2.300 pelanggan di wilayah kerja PLN UP3 Surakarta yang beralih dari diesel ke listrik PLN dengan daya tersambung 8.000 kVA, sedangkan di wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta sampai dengan Juli 2020 terdapat penambahan sebanyak sekitar 2.500 pelanggan.
Feby berharap akan semakin banyak para pengusaha yang beralih ke listrik PLN, dengan begitu ekonomi daerah akan semakin berkembang.
Produsen pembenihan padi beralih ke listrik PLN
Produsen pembenihan padi di wilayah Kabupaten Boyolali yang sebelumnya menggunakan diesel beralih menggunakan listrik PLN. ANTARA/HO-PLN