Semarang (ANTARA) - Hari Radio Nasional yang jatuh tanggal 11 September bagi Riri Novita, menjadi momentum pengingat pentingnya skill komunikasi yang harus dimiliki penyiar.

“Penyiar itu harus memiliki skill komunikasi, mampu beradaptasi, dan punya karakter yang kuat agar mudah dikenali serta memiliki ciri khas. Jadi bukan sembarang penyiar. Apalagi yang perlu diingat radio menggunakan frekuensi publik, segala informasi yang disampaikan harus memiliki pertanggungjawaban sosial, tidak sekadar cuap-cuap," kata Riri Novita, praktisi penyiaran radio sejak tahun 2000 dan aktif siaran hingga sekarang, di Semarang, Jumat.

Pemilik nama asli Ari Yusmindarsih ini mengakui saat ini banyak orang berkutat pada pembicaraan internet of things dan hal tersebut menjadikan radio harus bertransformasi dengan memanfaatkan internet untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas.

"Untuk bisa survive, penyiar harus memiliki kemampuan dasar pengetahuan yang baik," kata Riri yang pernah menjadi penyiar di beberapa radio di Semarang hingga Jakarta, di antaranya di Radiks FM, PAS FM, Trijaya FM, FeMale FM, UPRadio, dan Pro Alma FM.

Alumni Magister Ilmu Komunikasi Undip yang juga aktif melakukan literasi media untuk millennials bersama rekan-rekannya ini menilai internet mampu menjadi penambah kekuatan eksistensi radio, karena selain bisa didengarkan melalui analog, jangkauan siaran bisa lebih luas dengan melakukan siaran streaming.

"Di satu sisi internet bisa menjadi ancaman, tetapi bisa pula menambah value radio. Radio itu fleksibel dengan perkembangan teknologi. Kami punya penggemar loyal, sehingga pemanfaatan media sosial seperti twitter, instagram, youtube, facebook akan semakin mendongkrak keberadaan radio di tengah masyarakat pendengar," kata Riri yang pernah menjadi reporter, marketing, penyiar, hingga menempati posisi puncak sebagai station manager.

Untuk millennials, katanya, terkadang mereka tahu informasi tentang radio lebih dahulu melalui media sosial, kemudian apabila tertarik mereka akan mengklik streaming radio atau mendengarkan melalui radio analog.

"Teknologi bisa dimanfaatkan untuk menambah jaringan pendengar, sehingga akan semakin mempermudah tim marketing mencari iklan," tutup Riri yang sekarang juga menjadi trainer public speaking di beberapa instansi, konsultan media, dan dosen di perguruan tinggi swasta di Semarang.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024