Semarang (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar berupaya keras memenangi Pemilihan Kepala Daerah 2020 di 270 daerah, baik sebagai partai pengusung maupun pendukung, karena pilkada ini merupakan sasaran antara menuju Pemilihan Umum 2024.
"Bagi Partai Golkar, menang dalam pilkada merupakan sasaran antara untuk kemenangan selanjutnya, baik itu pemilu anggota legislatif maupun Pemilu Presiden RI," kata Ketua Pemenangan Pemilu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta DPP Partai Golkar H.M. Iqbal Wibisono kepada ANTARA di Semarang, Rabu.
Ia menegaskan bahwa kemenangan dalam pemilu anggota legislatif mendatang bagi Partai Golkar adalah sebuah keniscayaan, apalagi pada Pemilu 2004 Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu Anggota DPR RI.
Menurut Iqbal yang pernah sebagai Ketua Harian DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, sudah cukup waktu 20 tahun menjadi pemenang kedua setelah PDIP.
Oleh karena itu, Iqbal bersama dewan pimpinan daerah (DPD) di Wilayah Jawa II, meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bertekad memenangi pilkada di 24 kabupaten/kota, 9 Desember mendatang.
Di dua provinsi ini, lanjut dia, posisi Partai Golkar menempatkan diri di 22 kabupaten/kota sebagai pengusung dan dua kabupaten/kota sebagai pendukung, yakni di Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.
"Meskipun di dua daerah itu hanya berposisikan sebagai pendukung, wajib hukumnya bagi kader Partai Golkar untuk tetap tegak lurus mengamankan keputusan DPP Partai Golkar," kata Iqbal menandaskan.
Iqbal lantas mengajak seluruh kader Partai Golkar untuk senantiasa berkorban, berjuang, berikhtiar, dan bekerja keras untuk memenangkan pasangan calon dari Partai Golkar di seluruh daerah pemilihan.
Sebelumnya, Iqbal mengingatkan kepada kader Partai Golkar harus senantiasa mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam perjuangan demokrasi untuk memilih pemimpinnya di setiap tingkatan.
"Dalam memilih pemimpin, hendaklah memilih dengan cermat dan tidak asal-asalan serta mengedepankan pikiran cerdas dan akal sehat," katanya.
Hal lain yang perlu dicermati, lanjut Iqbal, adalah program pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah yang berorientasi pada kemajuan rakyat dan tidak mengedepankan pragmatis sempit atau politik uang.
"Bagi Partai Golkar, menang dalam pilkada merupakan sasaran antara untuk kemenangan selanjutnya, baik itu pemilu anggota legislatif maupun Pemilu Presiden RI," kata Ketua Pemenangan Pemilu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta DPP Partai Golkar H.M. Iqbal Wibisono kepada ANTARA di Semarang, Rabu.
Ia menegaskan bahwa kemenangan dalam pemilu anggota legislatif mendatang bagi Partai Golkar adalah sebuah keniscayaan, apalagi pada Pemilu 2004 Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu Anggota DPR RI.
Menurut Iqbal yang pernah sebagai Ketua Harian DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, sudah cukup waktu 20 tahun menjadi pemenang kedua setelah PDIP.
Oleh karena itu, Iqbal bersama dewan pimpinan daerah (DPD) di Wilayah Jawa II, meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bertekad memenangi pilkada di 24 kabupaten/kota, 9 Desember mendatang.
Di dua provinsi ini, lanjut dia, posisi Partai Golkar menempatkan diri di 22 kabupaten/kota sebagai pengusung dan dua kabupaten/kota sebagai pendukung, yakni di Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.
"Meskipun di dua daerah itu hanya berposisikan sebagai pendukung, wajib hukumnya bagi kader Partai Golkar untuk tetap tegak lurus mengamankan keputusan DPP Partai Golkar," kata Iqbal menandaskan.
Iqbal lantas mengajak seluruh kader Partai Golkar untuk senantiasa berkorban, berjuang, berikhtiar, dan bekerja keras untuk memenangkan pasangan calon dari Partai Golkar di seluruh daerah pemilihan.
Sebelumnya, Iqbal mengingatkan kepada kader Partai Golkar harus senantiasa mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam perjuangan demokrasi untuk memilih pemimpinnya di setiap tingkatan.
"Dalam memilih pemimpin, hendaklah memilih dengan cermat dan tidak asal-asalan serta mengedepankan pikiran cerdas dan akal sehat," katanya.
Hal lain yang perlu dicermati, lanjut Iqbal, adalah program pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah yang berorientasi pada kemajuan rakyat dan tidak mengedepankan pragmatis sempit atau politik uang.