Solo (ANTARA) - Penyaluran dana pemerintah di Soloraya untuk percepatan ekonomi nasional hingga saat ini sudah mencapai Rp1,12 triliun.
"Untuk jumlah debitur yang sudah menyerap dana pemerintah di Soloraya ini sebanyak 22.914 debitur," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta Eko Yunianto di Solo, Kamis.
Sebagaimana diketahui, dikatakannya, beberapa waktu lalu pemerintah menempatkan dana di perbankan yang masuk di Himpunan Bank Negara (Himbara) sebesar Rp30 triliun. Selain itu, dana pemerintah juga disalurkan ke BPD, salah satunya Bank Jateng yang memperoleh dana sebesar Rp2 triliun.
Baca juga: OJK monitor dan dorong percepatan implementasi stimulus pemulihan ekonomi di Jateng
Ia mengatakan pada program tersebut, dana yang ditempatkan oleh pemerintah di perbankan selanjutnya disalurkan lagi ke sektor riil.
Menurut dia, untuk debitur yang sudah mengakses dana pemerintah tersebut bervariasi, yaitu debitur lama dan baru.
Sementara itu, dikatakannya, selain menempatkan dana di sejumlah perbankan, pemerintah juga menyelenggarakan program subsidi bunga.
Ia mengatakan untuk program tersebut sudah rutin disosialisasikan ke industri keuangan, baik bank, BPR, maupun lembaga pembiayaan.
"Memang kemarin untuk praktiknya terkendala di sistem informasi kredit program (SIKP) tetapi sudah ditindaklanjuti ke kementerian, ini tinggal menunggu, misalnya yang disetujui dapat subsidi berapa," katanya.
Berdasarkan data yang diterima oleh OJK dari perbankan, dikatakannya, untuk subsidi bunga ini sudah terealisasi Rp5,44 miliar.
Ia mengatakan untuk mengefektifkan program tersebut agar bisa dinikmati oleh pelaku usaha, OJK sudah meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mendata pelaku usaha yang terdampak COVID-19 dan membutuhkan suntikan modal.
"Kami sudah minta asosiasi yang ada di bawah Kadin untuk menyampaikan data ke kami, asosiasi perhotelan, transportasi, dan furnitur. Intinya nanti di dalam data itu, pelaku usaha seperti perhotelan dapat fasilitas kredit dari bank mana, kira-kira perlu pendanaan lagi atau tidak untuk modal kerja. Nantinya atas data itu akan kami fasilitasi lagi pertemuan antara sektor riil dengan perbankan," katanya.
Pihaknya berharap upaya tersebut dapat mendorong pergerakan ekonomi di Soloraya.
Baca juga: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III terkontraksi
Baca juga: Menko Perekonomian: Ekonomi Indonesia mulai bergerak positif
"Untuk jumlah debitur yang sudah menyerap dana pemerintah di Soloraya ini sebanyak 22.914 debitur," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta Eko Yunianto di Solo, Kamis.
Sebagaimana diketahui, dikatakannya, beberapa waktu lalu pemerintah menempatkan dana di perbankan yang masuk di Himpunan Bank Negara (Himbara) sebesar Rp30 triliun. Selain itu, dana pemerintah juga disalurkan ke BPD, salah satunya Bank Jateng yang memperoleh dana sebesar Rp2 triliun.
Baca juga: OJK monitor dan dorong percepatan implementasi stimulus pemulihan ekonomi di Jateng
Ia mengatakan pada program tersebut, dana yang ditempatkan oleh pemerintah di perbankan selanjutnya disalurkan lagi ke sektor riil.
Menurut dia, untuk debitur yang sudah mengakses dana pemerintah tersebut bervariasi, yaitu debitur lama dan baru.
Sementara itu, dikatakannya, selain menempatkan dana di sejumlah perbankan, pemerintah juga menyelenggarakan program subsidi bunga.
Ia mengatakan untuk program tersebut sudah rutin disosialisasikan ke industri keuangan, baik bank, BPR, maupun lembaga pembiayaan.
"Memang kemarin untuk praktiknya terkendala di sistem informasi kredit program (SIKP) tetapi sudah ditindaklanjuti ke kementerian, ini tinggal menunggu, misalnya yang disetujui dapat subsidi berapa," katanya.
Berdasarkan data yang diterima oleh OJK dari perbankan, dikatakannya, untuk subsidi bunga ini sudah terealisasi Rp5,44 miliar.
Ia mengatakan untuk mengefektifkan program tersebut agar bisa dinikmati oleh pelaku usaha, OJK sudah meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mendata pelaku usaha yang terdampak COVID-19 dan membutuhkan suntikan modal.
"Kami sudah minta asosiasi yang ada di bawah Kadin untuk menyampaikan data ke kami, asosiasi perhotelan, transportasi, dan furnitur. Intinya nanti di dalam data itu, pelaku usaha seperti perhotelan dapat fasilitas kredit dari bank mana, kira-kira perlu pendanaan lagi atau tidak untuk modal kerja. Nantinya atas data itu akan kami fasilitasi lagi pertemuan antara sektor riil dengan perbankan," katanya.
Pihaknya berharap upaya tersebut dapat mendorong pergerakan ekonomi di Soloraya.
Baca juga: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III terkontraksi
Baca juga: Menko Perekonomian: Ekonomi Indonesia mulai bergerak positif