Jakarta (ANTARA) - Indonesia telah memperoleh komitmen penyediaan vaksin dalam jumlah yang sangat besar sebanyak 290 juta dosis vaksin COVID-19 hingga tahun 2021 di samping juga sampai akhir 2020, Indonesia diketahui memiliki komitmen pengadaan vaksin sebanyak 20 juta -30 juta dosis vaksin COVID-19.
"Tadi saya sudah mendapat laporan dari Bu Menlu dan Pak Menteri BUMN, sampai 2021 kita sudah kurang lebih mendapatkan komitmen 290 juta. Itu sebuah jumlah yang sangat besar," ujar Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas membahas laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin.
Komitmen tersebut merupakan buah kesepakatan awal antara pemerintah melalui Bio Farma dengan pihak-pihak lain yang bekerja sama ditambah dengan kapasitas produksi sendiri milik Bio Farma yang tengah ditingkatkan.
Saat ini, negara-negara lain juga berupaya untuk memperoleh komitmen pengadaan vaksin COVID-19 apabila nantinya ditemukan.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia kembangkan sendiri vaksin Merah Putih
Baca juga: Jokowi targetkan Indonesia mulai produksi vaksin COVID-19 Januari 2021
Indonesia termasuk salah satu negara yang berupaya memperoleh ketersediaan vaksin tersebut baik bekerja sama baik dengan pihak luar maupun mengupayakan produksi di dalam negeri.
"Negara lain mungkin sejuta dua juta saja belum dapat, kita sudah dapat komitmen 290 juta baik yang diproduksi di sini maupun nanti yang diproduksi di luar. Saya kira ini berita yang sangat bagus," tuturnya.
Selain komitmen tersebut, Indonesia juga memiliki kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan sendiri.
Sejumlah institusi riset di dalam negeri diketahui tengah melakukan pengembangan vaksin "Merah Putih" tersebut.
"Nanti vaksin Merah Putih kita ketemu, kita bisa memproduksi lebih banyak. Kalau memang apa yang kita miliki ini berlebih dari yang ingin kita gunakan, ya tidak apa dijual ke negara lain. Negara lain ini di ASEAN saja saya lihat belum ada yang siap dengan vaksin yang sebanyak yang saya sampaikan," tandasnya.
Sebelum ditemukannya vaksin tersebut, Kepala Negara mengingatkan jajarannya dan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Menurut dia hal tersebut merupakan upaya utama yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Perlu saya ingatkan bahwa kunci sebelum vaksinnya disuntikkan ke masyarakat paling penting adalah pemakaian masker," kata Presiden.
Baca juga: Presiden: Indonesia harus mampu hasilkan sendiri vaksin COVID-19
Baca juga: Dunia akan gelontorkan 4 M dolar AS untuk hasilkan vaksin COVID-19
"Tadi saya sudah mendapat laporan dari Bu Menlu dan Pak Menteri BUMN, sampai 2021 kita sudah kurang lebih mendapatkan komitmen 290 juta. Itu sebuah jumlah yang sangat besar," ujar Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas membahas laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin.
Komitmen tersebut merupakan buah kesepakatan awal antara pemerintah melalui Bio Farma dengan pihak-pihak lain yang bekerja sama ditambah dengan kapasitas produksi sendiri milik Bio Farma yang tengah ditingkatkan.
Saat ini, negara-negara lain juga berupaya untuk memperoleh komitmen pengadaan vaksin COVID-19 apabila nantinya ditemukan.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia kembangkan sendiri vaksin Merah Putih
Baca juga: Jokowi targetkan Indonesia mulai produksi vaksin COVID-19 Januari 2021
Indonesia termasuk salah satu negara yang berupaya memperoleh ketersediaan vaksin tersebut baik bekerja sama baik dengan pihak luar maupun mengupayakan produksi di dalam negeri.
"Negara lain mungkin sejuta dua juta saja belum dapat, kita sudah dapat komitmen 290 juta baik yang diproduksi di sini maupun nanti yang diproduksi di luar. Saya kira ini berita yang sangat bagus," tuturnya.
Selain komitmen tersebut, Indonesia juga memiliki kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan sendiri.
Sejumlah institusi riset di dalam negeri diketahui tengah melakukan pengembangan vaksin "Merah Putih" tersebut.
"Nanti vaksin Merah Putih kita ketemu, kita bisa memproduksi lebih banyak. Kalau memang apa yang kita miliki ini berlebih dari yang ingin kita gunakan, ya tidak apa dijual ke negara lain. Negara lain ini di ASEAN saja saya lihat belum ada yang siap dengan vaksin yang sebanyak yang saya sampaikan," tandasnya.
Sebelum ditemukannya vaksin tersebut, Kepala Negara mengingatkan jajarannya dan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Menurut dia hal tersebut merupakan upaya utama yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Perlu saya ingatkan bahwa kunci sebelum vaksinnya disuntikkan ke masyarakat paling penting adalah pemakaian masker," kata Presiden.
Baca juga: Presiden: Indonesia harus mampu hasilkan sendiri vaksin COVID-19
Baca juga: Dunia akan gelontorkan 4 M dolar AS untuk hasilkan vaksin COVID-19