Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah daerah dan pihak yang terkait mempersiapkan dengan matang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

"Lakukan simulasi dulu, pastikan orang tua juga tahu persis. Simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai dari berangkat, proses belajar mengajar hingga pulang semuanya aman, kalau tidak dapat memastikan itu, dan kalau ada yang keberatan, maka jangan dulu," katanya di Semarang Rabu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menerima kunjungan perwakilan Pemerintah Kota Surakarta yang dipimpin Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo di kantor Gubernur Jateng terkait dengan pengelolaan aset.

Ganjar mengaku mendukung rencana Pemkot Surakarta melaksanakan KBM tatap muka pada November 2020.

Meski memberikan dukungan, Ganjar mewanti-wanti Pemkot Surakarta agar menyiapkan dengan matang pelaksanaan KBM tatap muka dan tidak seperti Kabupaten Brebes yang sebelumnya melakukan uji coba secara serentak, dan dinilai cukup membahayakan kesehatan para pelajar.

"Saya telepon Bupati Brebes, dia bilang itu uji coba, tapi karena serentak, saya minta langsung dievaluasi karena keserentakan ini, saya khawatir membahayakan, maka saya harap Solo benar-benar siap untuk hal ini," ujarnya.

Baca juga: Legislator minta Pemprov Jateng tetap laksanakan KBM daring

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya berencana memulai KBM tatap muka pada akhir November 2020, sedangkan simulasi pada September dan Oktober 2020.

Simulasi, lanjut dia, akan dilakukan dengan ketat agar bisa menggambarkan proses KBM tatap muka di kemudian hari mengingat sekolah yang diampu adalah SD dan SMP, maka hal tersulit adalah mencegah anak-anak berkerumun, saling bergandengan tangan, berpelukan dan lainnya.

"Memang karena masih anak-anak, jadi pasti sulit dilarang. Kami akan jadikan itu sebagai bahan simulasi seperti arahan Pak Gubernur tadi, bahwa simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai berangkat sampai pulang sekolah," katanya.

Rudi menjelaskan meskipun KBM tatap muka digelar November 2020, tidak semua siswa masuk sekolah karena jumlah siswa dan jam belajar di sekolah akan dibatasi.

"Kami juga sudah mempersiapkan radio anak dan TV pendidikan untuk mendukung itu. Kami menduga, nantinya hanya 50 persen siswa yang bisa masuk sekolah, sementara sisanya tetap belajar di rumah, maka kami juga memiliki program bantuan 'gadget' yang diberikan pada keluarga miskin. Target kami minimal akhir tahun program bantuan 'handphone' ini sudah terealisasi," ujarnya.(LHP)
Baca juga: COVID melonjak, Pemkot Magelang tunda KBM tatap muka
 

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024