Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan DPR RI, Dewi Aryani meminta pemerintah kabupaten/kota di Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX (Kabupaten/Kota Tegal dan Brebes) untuk mengimbau warganya agar tidak mengadakan perlombaan pada HUT ke-75 Kemerdekaan RI.

"Kerumunan orang tidak bisa dihindari ketika ada lomba tujuh belasan. Hal ini berpotensi terjadi penularan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)," kata Dr. Dewi Aryani, M.Si. ketika wawancara dengan ANTARA di Semarang, Jumat sore, melalui WhatsApp.

Anggota Fraksi PDIP DPR RI itu lantas mencontohkan kasus COVID di Kabupaten Brebes per 6 Agustus 2020. Pada hari Kamis (6/8) kasus suspek 343 orang (seorang diisolasi, 341 orang dinyatakan selesai pemantauan, dan seorang meninggal dunia).

Sebelumnya, pada tanggal 3 Agustus kasus suspek (istilah sebelumnya: orang dalam pemantauan/ODP) sebanyak 2.393 orang (88 orang dalam pemantauan, 2.301 orang dinyatakan selesai pemantauan, dan empat orang meninggal dunia).



Data kasus probable (konfirmasi yang bergejala) per 6 Agustus 2020 sebanyak 73 orang (3 orang dirawat, 60 selesai pemantauan, dan 10 meninggal). Jika dibandingkan data 3 hari sebelumnya, Senin (3/8), tercatat 131 pasien dalam pengawasan (PDP), 30 orang dirawat, 91 pulang, dan 10 orang meninggal.

Kasus konfirmasi (bergejala dan tidak bergejala) pada hari Kamis (6/8) tercatat 64 orang (4 dirawat, 6 isolasi mandiri, 52 sembuh, dan 2 meninggal). Data ini lebih banyak daripada data per 3 Agustus sebanyak 60 orang positif COVID-19 (7 dirawat, 9 dikarantina, 43 sembuh, dan seorang meninggal dunia).

Pada data per 6 Agustus menyebutkan 349 orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19 (kontak erat), yakni 14 menjadi kasus konfirmasi, satu menjadi kasus suspek, dan 334 dinyatakan selesai pemantauan.

Dewi Aryani khawatir angka positif COVID-19 di Kabupaten Tegal dan Brebes bertambah jika ada tes massal. Hal ini mengingat di beberapa titik di Kota Tegal, tempat tes massal oleh tim Pemprov Jateng, ditemukan angka positif yang tinggi, baik kalangan tenaga kesehatan maupun nontenaga kesehatan.



Wakil rakyat itu menilai wajar hasil tes massal di sejumlah titik mengalami peningkatan kasus COVID-19 karena mobilitas masyarakat masih tinggi dan mengabaikan protokol kesehatan.

"Jika ada daerah klaim sebagai zona hijau, justru peningkatan kewaspadaan diperlukan dan penerapan adaptasi kebiasaan baru harus benar-benar serius," kata wakil rakyat asal Dapil Jateng IX ini.

Dewi melanjutkan, bed ratio rumah sakit jika meningkat, baru kita perlu kawatirkan. Namun, kalau masih kisaran 60—70 persen, tidak perlu kawatir."

Menurut dia, yang perlu dipersiapkan adalah tempat untuk karantina bagi warga positif dalam kategori orang tanpa gejala (OTG kini berganti istilah menjadi konfirmasi tanpa gejala).



"Mereka tidak bergejala tetapi positif sehingga perlu diisolasi khusus di tempat khusus mengingat tidak semua rumah warga layak untuk isolasi mandiri," katanya.

Dewi juga mendukung langkah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sigap menurunkan tim khusus ke Dapil Jateng IX karena tes swab dengan PCR mobile ini dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekaligus menjadi gamblang apakah suatu daerah sudah aman atau belum.

Ia juga akan minta Kemenkes dan gugus tugas pusat menambah lebih banyak reagen kit dan alat PCR portabel untuk tes portabel secara masif di Dapil Jateng IX karena di Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes angka kasusnya masih terus meningkat. 
 

Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024