Kudus (ANTARA) - Bayi berusia delapan hari asal Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meninggal dunia akibat terpapar penyakit virus corona (COVID-19) tanpa ada penyakit penyerta.
"Informasi sementara meninggalnya memang karena COVID-19. Untuk memastikannya, kami masih menunggu audit kematian dari pihak rumah sakit," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan berdasarkan hasil rekam medis, bayi tersebut memang tidak memiliki penyakit penyerta.
Sementara ibunya, kata dia, hasil tes usap tenggorokannya dinyatakan positif corona.
Baca juga: Ketua DPRD Jepara yang meninggal positif COVID-19
Untuk kondisi dari kedua orang tua bayi, kata dia, dalam kondisi baik.
Bayi laki-laki yang merupakan asal Desa Kutuk, Kecamatan Undaan, Kudus itu, dirawat di RSUD Loekmono Hadi tanggal 24 Juli 2020.
Sementara hingga saat ini, sudah 15 anak yang tertular virus corona, termasuk diantaranya bayi di bawah lima tahun dan anak-anak dengan usia antara 5-11 tahun.
Ia mengingatkan orang tua yang memiliki anak untuk waspada terhadap penularan virus corona karena usia kanak-kanak (usia 5-11 tahun) masih sangat rentan tertular.
Pada usia kanak-kanak, daya tahan tubuhnya belum bagus dalam melawan virus corona sehingga harus dipastikan aman dari penularan virus tersebut.
Data sebelumnya, tercatat 15 kasus anak terpapar virus corona, sebanyak dua kasus di antaranya merupakan bayi di bawah usia lima tahun (balita), sedangkan 13 kasus merupakan usia kanak-kanak (usia 5-11 tahun).
Penerapan protokol kesehatan, kata dia, juga jangan diabaikan, terutama saat keluar rumah agar tetap memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik dengan orang lain serta menghindari kerumunan.
Hingga kini, ternotifikasi kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 666 kasus dari dalam wilayah dan 188 kasus dari luar wilayah.
Dari 666 kasus dalam wilayah tersebut, sebanyak 66 kasus dirawat, 167 kasus menjalani isolasi mandiri, dan sembuh sebanyak 353 kasus serta meninggal 80 kasus.*
Baca juga: Seorang perawat sedang hamil meninggal akibat COVID-19
"Informasi sementara meninggalnya memang karena COVID-19. Untuk memastikannya, kami masih menunggu audit kematian dari pihak rumah sakit," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan berdasarkan hasil rekam medis, bayi tersebut memang tidak memiliki penyakit penyerta.
Sementara ibunya, kata dia, hasil tes usap tenggorokannya dinyatakan positif corona.
Baca juga: Ketua DPRD Jepara yang meninggal positif COVID-19
Untuk kondisi dari kedua orang tua bayi, kata dia, dalam kondisi baik.
Bayi laki-laki yang merupakan asal Desa Kutuk, Kecamatan Undaan, Kudus itu, dirawat di RSUD Loekmono Hadi tanggal 24 Juli 2020.
Sementara hingga saat ini, sudah 15 anak yang tertular virus corona, termasuk diantaranya bayi di bawah lima tahun dan anak-anak dengan usia antara 5-11 tahun.
Ia mengingatkan orang tua yang memiliki anak untuk waspada terhadap penularan virus corona karena usia kanak-kanak (usia 5-11 tahun) masih sangat rentan tertular.
Pada usia kanak-kanak, daya tahan tubuhnya belum bagus dalam melawan virus corona sehingga harus dipastikan aman dari penularan virus tersebut.
Data sebelumnya, tercatat 15 kasus anak terpapar virus corona, sebanyak dua kasus di antaranya merupakan bayi di bawah usia lima tahun (balita), sedangkan 13 kasus merupakan usia kanak-kanak (usia 5-11 tahun).
Penerapan protokol kesehatan, kata dia, juga jangan diabaikan, terutama saat keluar rumah agar tetap memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik dengan orang lain serta menghindari kerumunan.
Hingga kini, ternotifikasi kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 666 kasus dari dalam wilayah dan 188 kasus dari luar wilayah.
Dari 666 kasus dalam wilayah tersebut, sebanyak 66 kasus dirawat, 167 kasus menjalani isolasi mandiri, dan sembuh sebanyak 353 kasus serta meninggal 80 kasus.*
Baca juga: Seorang perawat sedang hamil meninggal akibat COVID-19