Solo (ANTARA) - Kerabat Keraton Solo atau Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (KKSH) merevitalisasi Pesanggarahan Langenharjo yang terletak di Kampung Langenarjan, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Pesanggrahan Langenharjo menjadi salah satu tempat rekreasi bagi keluarga Istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat," kata Pengageng Keraton Surakarta Hadiningrat GKR Sekar Kencono yang merupakan putri PB XII sekaligus adik kandung PB XIII di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan selama ini pesanggarahan tersebut dianggap tempat sakral yang sering digunakan sebagai tempat meditasi.
Menurut dia, bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IX, yaitu tahun 1861-1893, tepatnya pada tahun 1870 M.
Selanjutnya, pembangunan selesai dikerjakan pada era kepemimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono X yang memimpin di tahun 1893-1939, tempatnya 15 Juli 1931.
Ia mengatakan untuk revitalisasi kali ini diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan.
Menurut dia, beberapa bagian yang dikerjakan di antaranya pembenahan pagar, penggantian sirap, usuk, reng, talang, soko yang rapuh, dan beberapa bagian dinding yang rubuh karena termakan usia.
"Kalau biaya revitalisasi ini diperoleh dari sumbangan masyarakat pecinta budaya. Mereka ingin ikut melestarikan bangunan cagar budaya yang memiliki nilai historis yang tinggi," katanya.
Sementara itu, Juru Pelihara Bangunan BRM Parikesit SR mengatakan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) hanya bertugas mengawasi agar pembangunan revitalisasi tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BPCB.
"Pengawasan dilakukan agar revitalisasi tidak mengubah bentuk, warna, maupun letak sehingga tetap sama dengan bangunan aslinya," katanya.
Sebelumnya, revitalisasi yang dimulai sejak beberapa waktu lalu diawali dengan berbagi sesaji dan doa bersama oleh ulama Keraton Surakarta Hadiningrat.
Baca juga: Sebagian keluarga Keraton Solo tampik perdamaian
Baca juga: Jumenengan Keraton Surakarta dihadiri sejumlah tokoh penting
"Pesanggrahan Langenharjo menjadi salah satu tempat rekreasi bagi keluarga Istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat," kata Pengageng Keraton Surakarta Hadiningrat GKR Sekar Kencono yang merupakan putri PB XII sekaligus adik kandung PB XIII di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan selama ini pesanggarahan tersebut dianggap tempat sakral yang sering digunakan sebagai tempat meditasi.
Menurut dia, bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IX, yaitu tahun 1861-1893, tepatnya pada tahun 1870 M.
Selanjutnya, pembangunan selesai dikerjakan pada era kepemimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono X yang memimpin di tahun 1893-1939, tempatnya 15 Juli 1931.
Ia mengatakan untuk revitalisasi kali ini diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan.
Menurut dia, beberapa bagian yang dikerjakan di antaranya pembenahan pagar, penggantian sirap, usuk, reng, talang, soko yang rapuh, dan beberapa bagian dinding yang rubuh karena termakan usia.
"Kalau biaya revitalisasi ini diperoleh dari sumbangan masyarakat pecinta budaya. Mereka ingin ikut melestarikan bangunan cagar budaya yang memiliki nilai historis yang tinggi," katanya.
Sementara itu, Juru Pelihara Bangunan BRM Parikesit SR mengatakan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) hanya bertugas mengawasi agar pembangunan revitalisasi tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BPCB.
"Pengawasan dilakukan agar revitalisasi tidak mengubah bentuk, warna, maupun letak sehingga tetap sama dengan bangunan aslinya," katanya.
Sebelumnya, revitalisasi yang dimulai sejak beberapa waktu lalu diawali dengan berbagi sesaji dan doa bersama oleh ulama Keraton Surakarta Hadiningrat.
Baca juga: Sebagian keluarga Keraton Solo tampik perdamaian
Baca juga: Jumenengan Keraton Surakarta dihadiri sejumlah tokoh penting