Jakarta (ANTARA) - Manajer Bournemouth Eddie Howe menyebut ini saat yang tepat untuk melakukan refleksi setelah ia gagal menyelamatkan tim itu dari degradasi.
Bournemouth berhasil mengalahkan Everton 3-1 dalam laga pekan pemungkas di Goodison Park, Minggu, tapi itu hanya cukup untuk finis di urutan ke-18 dengan koleksi 34 poin atau terpaut satu poin di bawah Aston Villa.
Baca juga: Bournemouth kalahkan Everton, tapi tak selamat dari degradasi
"Marjinnya sangat tipis, tetapi ada banyak momen sepanjang musim ini tapi tak pernah menuju satu hal positif. Sebagai manajer saya melakukan banyak keputusan dan tidak bagus dalam hal itu sepanjang musim," kata Howe dalam komentar pascalaga dilansir laman resmi Bournemouth.
"Sepanjang musim ini ada banyak naik dan turun tapi saya tidak akan menyalahkan para pemain. Yang harus saya lakukan adalah melihat ke diri sendiri dan refleksi," ujarnya menambahkan.
Masa depan Howe di Bournemouth bisa saja terancam setelah delapan musim menukangi tim itu dan akhirnya gagal menyelamatkan diri dari degradasi.
Baca juga: Eddie Howe tak takut dipecat Bournemouth
"Sungguh menyakitkan. Saya merasa sedih untuk para suporter. Mereka tak ada di sini dalam potongan akhir perjalanan ini dan itu membuat segalanya jadi lebih sulit," katanya.
"Ini saatnya refleksi, untuk melihat apa langkah selanjutnya. Segalanya di klub ini berdasar pada asumsi bisa bertahan di Liga Premier dan saya akan berbicara dengan orang-orang yang berwenang," ujar Howe menambahkan.
"Ini tikungan tajam dan kami harus mengambil langkah yang tepat," pungkasnya.
Howe, yang merupakan jebolan akademi Bournemouth dan menghabiskan karier profesionalnya di klub itu memulai tenor kepelatihan keduanya di The Cherries sejak 2012 saat masih di League One alias kasta ketiga sepak bola Inggris.
Dalam tiga musim ia berhasil membawa Bournemouth promosi ke Liga Premier, tetapi setelah lima musim di kasta tertinggi mereka kini harus kembali ke Divisi Championship.
Baca juga: Bos Villa: hindari degradasi lebih menggembirakan ketimbang promosi
Baca juga: Deeney sebut terdegradasi jadi hari paling menyedihkan Watford
Baca juga: Ringkasan dan klasemen akhir Liga Premier Inggris 2019/20
Bournemouth berhasil mengalahkan Everton 3-1 dalam laga pekan pemungkas di Goodison Park, Minggu, tapi itu hanya cukup untuk finis di urutan ke-18 dengan koleksi 34 poin atau terpaut satu poin di bawah Aston Villa.
Baca juga: Bournemouth kalahkan Everton, tapi tak selamat dari degradasi
"Marjinnya sangat tipis, tetapi ada banyak momen sepanjang musim ini tapi tak pernah menuju satu hal positif. Sebagai manajer saya melakukan banyak keputusan dan tidak bagus dalam hal itu sepanjang musim," kata Howe dalam komentar pascalaga dilansir laman resmi Bournemouth.
"Sepanjang musim ini ada banyak naik dan turun tapi saya tidak akan menyalahkan para pemain. Yang harus saya lakukan adalah melihat ke diri sendiri dan refleksi," ujarnya menambahkan.
Masa depan Howe di Bournemouth bisa saja terancam setelah delapan musim menukangi tim itu dan akhirnya gagal menyelamatkan diri dari degradasi.
Baca juga: Eddie Howe tak takut dipecat Bournemouth
"Sungguh menyakitkan. Saya merasa sedih untuk para suporter. Mereka tak ada di sini dalam potongan akhir perjalanan ini dan itu membuat segalanya jadi lebih sulit," katanya.
"Ini saatnya refleksi, untuk melihat apa langkah selanjutnya. Segalanya di klub ini berdasar pada asumsi bisa bertahan di Liga Premier dan saya akan berbicara dengan orang-orang yang berwenang," ujar Howe menambahkan.
"Ini tikungan tajam dan kami harus mengambil langkah yang tepat," pungkasnya.
Howe, yang merupakan jebolan akademi Bournemouth dan menghabiskan karier profesionalnya di klub itu memulai tenor kepelatihan keduanya di The Cherries sejak 2012 saat masih di League One alias kasta ketiga sepak bola Inggris.
Dalam tiga musim ia berhasil membawa Bournemouth promosi ke Liga Premier, tetapi setelah lima musim di kasta tertinggi mereka kini harus kembali ke Divisi Championship.
Baca juga: Bos Villa: hindari degradasi lebih menggembirakan ketimbang promosi
Baca juga: Deeney sebut terdegradasi jadi hari paling menyedihkan Watford
Baca juga: Ringkasan dan klasemen akhir Liga Premier Inggris 2019/20