Batang (ANTARA) - Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Doddy Widodo meminta pembangunan Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Batang, Jawa Tengah, di areal seluas 430 hektare dapat selesai 6 bulan ke depan.
"Presiden Joko Widodo mengharapkan 430 hektare dari 4.300 hektare selesai dalam kurun waktu 6 bulan," katanya di Batang, Jumat.
Menurut dia, dari segi infrastruktur, KIT Kabupaten Batang memiliki banyak kelebihan dan daya tarik untuk menjawab keluhan para investor.
"Keluhan investor utama yakni harga lahan yang bergejolak tinggi setelah ditetapkan menjadi kawasan industri. Namun harga lahan dan fasilitas di KIT Batang mampu bersaing dengan kawasan industri di negara lain seperti Tiongkok," katanya.
Ia mengatakan Kementerian Perindustrian sangat mendukung konsep KIT Batang yang nantinya terintegrasi dengan perumahan buruh, pendidikan, layanan kesehatan, serta adanya mata rantai suplai antara pabrik.
Bupati Batang Wihaji mengatakan di Indonesia ada sekitar 118 kawasan industri dan KIT Batang menempati urutan ke-119.
"Kami menganalogikan KIT Batang bagaikan bunga yang siap dihinggapi oleh lebah yang akan menghasilkan madu. Inilah analogi KIT Batang yang kita persiapkan bunga-bunganya agar lebah pada datang yang akhirnya melahirkan madu," katanya.
Ia berharap dukungan dari berbagai kementerian dengan regulasinya untuk mempercepat kehadiran investor.
"Ketika ada investasi dan ada tenaga kerja, dan ada perputaran uang maka berdampak pada pertumbuhan ekonomi," katanya.
"Presiden Joko Widodo mengharapkan 430 hektare dari 4.300 hektare selesai dalam kurun waktu 6 bulan," katanya di Batang, Jumat.
Menurut dia, dari segi infrastruktur, KIT Kabupaten Batang memiliki banyak kelebihan dan daya tarik untuk menjawab keluhan para investor.
"Keluhan investor utama yakni harga lahan yang bergejolak tinggi setelah ditetapkan menjadi kawasan industri. Namun harga lahan dan fasilitas di KIT Batang mampu bersaing dengan kawasan industri di negara lain seperti Tiongkok," katanya.
Ia mengatakan Kementerian Perindustrian sangat mendukung konsep KIT Batang yang nantinya terintegrasi dengan perumahan buruh, pendidikan, layanan kesehatan, serta adanya mata rantai suplai antara pabrik.
Bupati Batang Wihaji mengatakan di Indonesia ada sekitar 118 kawasan industri dan KIT Batang menempati urutan ke-119.
"Kami menganalogikan KIT Batang bagaikan bunga yang siap dihinggapi oleh lebah yang akan menghasilkan madu. Inilah analogi KIT Batang yang kita persiapkan bunga-bunganya agar lebah pada datang yang akhirnya melahirkan madu," katanya.
Ia berharap dukungan dari berbagai kementerian dengan regulasinya untuk mempercepat kehadiran investor.
"Ketika ada investasi dan ada tenaga kerja, dan ada perputaran uang maka berdampak pada pertumbuhan ekonomi," katanya.