Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto terus mendorong implementasi penggunaan transaksi
secara nontunai di masyarakat khususnya penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada semua sektor perekonomian di daerah termasuk sektor pariwisata.
"Salah satu upaya yang kami untuk mendorong penggunaan QRIS pada sektor pariwisata adalah dengan melakukan edukasi, sosialisasi, serta memfasilitasi proses pendaftaran QRIS pada pengelola pariwisata di Kabupaten Banyumas," kata Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi dalam keterangan pers di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan KPw BI Purwokerto menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani dalam implementasi penggunaan QRIS di 13 destinasi wisata yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.
Menurut dia, 13 destinasi wisata tersebut meliputi Curug Cipendok, Hutan Pinus Limpakuwus, Pendakian Gunung Prau Dwarawati, Curug Sinom Indah, Kalianget, Pinesan Rest Area, Curug Gomblang, Curug Song, Curug Bayan, Baturraden Adventure ForestCurug Jenggala, Baron Forest Adventure, dan Safari Adventure Baturraden.
"QRIS yang telah diimplementasikan sejak 17 Agustus 2019 merupakan standar QR Code untuk transaksi pembayaran secara nontunai melalui aplikasi QR Payment yang tersedia pada telepon pintar," katanya.
Ia mengakui kebutuhan dan preferensi atas transaksi pembayaran secara nontunai dalam beberapa waktu terakhir makin marak karena mudah, praktis, dan tanpa bersentuhan (contactless) sehingga mendorong berbagai sektor mengubah mekanisme pembayarannya menjadi berbasis QRIS.
Menurut dia, pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial memanfaatkan teknologi QRIS khususnya untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
"Dengan adanya QRIS pada lokasi wisata tersebut, diharapkan akan membawa kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam bertransaksi, terlebih pada persiapan era normal baru pascapandemi COVID-l9," katanya.
Baca juga: BI Purwokerto salurkan bantuan warga terdampak COVID-19
Selain itu, kata dia, penggunaan QRIS diharapkan dapat mempermudah pemantauan dan analisis dalam pencatatan transaksi oleh pihak pengelola wisata.
Lebih lanjut, Samsun mengatakan implementasi QRIS di destinasi wisata merupakan salah satu upaya KPw BI Purwokerto untuk terus mendukung transaksi yang
nyaman, aman, dan andal di segala sektor.
"Ke depannya, QRIS akan diimplementasikan pada lokasi wisata lain, baik yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta. Selain pada sektor pariwisata, dalam waktu dekat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto akan mendorong implementasi QRlS di Pasar Manis, Purwokerto, sebagai proyek percontohan implementasi QRIS dan selanjutnya akan diimplementasikan pada pasar tradisional lainnya," katanya.
Baca juga: BI Purwokerto gandeng aplikasi "Beceer" perluas penggunaan QRIS
secara nontunai di masyarakat khususnya penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada semua sektor perekonomian di daerah termasuk sektor pariwisata.
"Salah satu upaya yang kami untuk mendorong penggunaan QRIS pada sektor pariwisata adalah dengan melakukan edukasi, sosialisasi, serta memfasilitasi proses pendaftaran QRIS pada pengelola pariwisata di Kabupaten Banyumas," kata Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi dalam keterangan pers di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan KPw BI Purwokerto menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani dalam implementasi penggunaan QRIS di 13 destinasi wisata yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.
Menurut dia, 13 destinasi wisata tersebut meliputi Curug Cipendok, Hutan Pinus Limpakuwus, Pendakian Gunung Prau Dwarawati, Curug Sinom Indah, Kalianget, Pinesan Rest Area, Curug Gomblang, Curug Song, Curug Bayan, Baturraden Adventure ForestCurug Jenggala, Baron Forest Adventure, dan Safari Adventure Baturraden.
"QRIS yang telah diimplementasikan sejak 17 Agustus 2019 merupakan standar QR Code untuk transaksi pembayaran secara nontunai melalui aplikasi QR Payment yang tersedia pada telepon pintar," katanya.
Ia mengakui kebutuhan dan preferensi atas transaksi pembayaran secara nontunai dalam beberapa waktu terakhir makin marak karena mudah, praktis, dan tanpa bersentuhan (contactless) sehingga mendorong berbagai sektor mengubah mekanisme pembayarannya menjadi berbasis QRIS.
Menurut dia, pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial memanfaatkan teknologi QRIS khususnya untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
"Dengan adanya QRIS pada lokasi wisata tersebut, diharapkan akan membawa kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam bertransaksi, terlebih pada persiapan era normal baru pascapandemi COVID-l9," katanya.
Baca juga: BI Purwokerto salurkan bantuan warga terdampak COVID-19
Selain itu, kata dia, penggunaan QRIS diharapkan dapat mempermudah pemantauan dan analisis dalam pencatatan transaksi oleh pihak pengelola wisata.
Lebih lanjut, Samsun mengatakan implementasi QRIS di destinasi wisata merupakan salah satu upaya KPw BI Purwokerto untuk terus mendukung transaksi yang
nyaman, aman, dan andal di segala sektor.
"Ke depannya, QRIS akan diimplementasikan pada lokasi wisata lain, baik yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta. Selain pada sektor pariwisata, dalam waktu dekat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto akan mendorong implementasi QRlS di Pasar Manis, Purwokerto, sebagai proyek percontohan implementasi QRIS dan selanjutnya akan diimplementasikan pada pasar tradisional lainnya," katanya.
Baca juga: BI Purwokerto gandeng aplikasi "Beceer" perluas penggunaan QRIS