Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menyiapkan insentif kepada tenaga medis Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) seiring ditutup sementara waktu pelayanan poli rawat jalan dan adanya sejumlah dokter serta perawat positif virus corona baru (COVID-19).

Bupati Batang Wihaji di Batang, Sabtu, mengatakan penutupan sementara poli rawat jalan Rumah Sakit QIM sebagai upaya mengurangi penyebaran dan memutus mata rantai COVID-19.

Baca juga: Update COVID-19 di Indonesia: 2.607 pasien sembuh dan 13.645 positif

"Saya menegaskan pemkab tidak memiliki kepentingan apapun, kecuali membela masyarakat dan tenaga medis supaya tidak ada menambah kasus positif virus corona lagi di daerah ini," katanya.

Ia mengatakan para tenaga medis yang menangani kasus corona, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, akan mendapatkan insentif dari pemkab setempat.

"RS QIM adalah rumah sakit rujukan lini tiga untuk penanganan pasien COVID-19 sehingga pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah pusat. Adapun untuk insentif tenaga medis non-ASN saat ini pemkab sudah menyiapkan anggaran Rp3 miliar," katanya.

Wakil Direktur Rumah Sakit QIM Totok Sukasmanto mengatakan pihak rumah sakit menghormati langkah pemkab dalam upaya mencegah penularan COVID-19 serta langkah kehati-hatian.

Namun, pihaknya tidak dapat serta merta menutup poli rawat jalan karena harus dikonfirmasikan pada pasien yang telah mendaftar melalui daring agar jadwalnya dialihkan ke waktu yang lain.

"Kita tidak bisa langsung menutup (poli rawat jalan, red.) karena memerlukan waktu untuk konfirmasi pada pasien agar menggeser jadwalnya. Setelah semua terkonfirmasi, akhirnya kita putuskan mulai 9 Mei 2020 hingga 18 Mei 2020 poli rawat jalan tutup sementara," katanya.

Untuk instalasi gawat darurat (IGD), pihak rumah sakit tetap membuka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Totok mengatakan penutupan poli rawat jalan tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan hasil penelusuran yang dilakukan pihaknya karena virus corona terindikasi masuk melalui IGD, ICU, dan ruang rawat inap B dan E.

"Kita sudah melakukan 'rapid test' (tes cepat) pada 181 dokter dan perawat. Hasil 85 orang negatif, delapan lainnya hasil swab positif," katanya.


 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024